"Maqbaroh" Gus Dur Tak Pernah Sepi Peziarah

Maqbaroh atau dikenal dengan istilah kompleks kuburan (makam). Kali ini penulis ingin menceritakan perjalanan yang terakhir selama 3 hari yakni ke wisata religi Maqbaroh KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) di kompleks Pondok Pesantren Tebuireng Cukir Kabupaten Jombang Jawa Timur. 

Tiada hari peziarah silih berganti, hampir tak pernah sepi. Lokasi mudah dijangkau dan saat duduk untuk berdoa pun terasa nyaman dan tenang. Berbagai rombongan datang dari 

Sebelum masuk kompleks pemakaman, peziarah akan membaca LSPT Toko, LSPT Kitab dan lain-lain, pengelola yayasan ponpes membuat lembaga Sosial Pesantren Tebuireng (LSPT) adalah lembaga non profit yang mengelola zakat, infaq, shodaqoh, waqaf tunai atau dana social lainnya. 

Dengan dibentuknya lembaga ini, diharapkan dana ZIS itu dapat dikelola secara profesional dan dapat membantu masyarakat miskin untuk memperbaiki kondisi sosial, ekonomi, dan pendidikannya. Sebuah konsep dan cara tasyaruf yang bermanfaat dan inspiratif tentunya. 

Bagi anda yang ingin berziarah ke kompleks Gus Dur beserta keluarganya, setelah jam 16.00 WIB akan ditutup gerbang masuknya, sehingga para peziarah diharapkan datang sebelum waktu tersebut. Sekarang sudah di tempel juga daftar siapa saja yang ada di kompleks makbaroh tersebut. 

Daftar nama yang dimakamkan di Makbaroh/doc pribadi

Pihak LSPT juga menempatkan disetiap titik ada kotak amal terbuat dari besi, dan diminta bagi para peziarah untuk menulis rombongan dari mana siapa pemimpin rombongannya. Kenapa ini harus tercatat untuk dokumentasi transparansi dan juga memudahkan siapa saja yang berziarah ke kompleks makam tersebut.

Doc Pribadi

Di area makbaroh juga ada gambar rencana pembangunan makbaroh secara profesional sehingga memberikan kesan nyaman bagi para peziarah. Baik itu lokasi parkir busn masjid untuk tempat beribadah dan juga nanti penataan Pedagang Kaki Lima antara yang dikelola masyarakat dan juga pihak pengelola situs makbaroh tersebut. 

Setiap harinya ada 2.000 peziarah, dan meningkat tajam pada hari libur atau hari besar keagamaan hingga 8.000 orang. Diperkirakan setiap tahunnya ada 1 juta orang berziarah ke tempat ini.

Pembangunan di kawasan seluas 4,7 hektar ini meliputi, antara lain gedung perpustakaan dan ruang auditorium yang mengoleksi pustaka Islam, pustaka keluarga besar Gus Dur sekaligus dapat difungsikan untuk mengoperasikan pertunjukan film dokumenter.

Monumen At Tauhid yang dihiasi dengan kolam dan air mancur, Masjid Al Rahman berkapasitas 200 jamaah, 3 pendopo sebagai tempat istirahat, gedung pusat informasi dan pengelola. Juga disediakan komplek pedagang kaki lima (PKL) dengan 85 kios yang menjual souvenir dan kerajinan masyarakat di sekitar kawasan.