Mohon tunggu...
bahrul ulum
bahrul ulum Mohon Tunggu... Freelancer - Kompasianer Brebes Community (KBC) - Jawa Tengah

Apa yang ditulis akan abadi, apa yang akan dihafal akan terlepas, ilmu adalah buruan, pengikatnya adalah tulisan, ikatlah dengan kuat buruan mu itu. (KBC-01)

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Layanan Becak Wisata di Kudus Jadi Daya Tarik Peziarah

3 Februari 2018   10:04 Diperbarui: 3 Februari 2018   10:17 1550
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Terminal Becak Wisata Kudus/Doc Pribadi

Terobosan yang patut di apresiasi atas Kebijakan Pemkab Kudus lewat Dinas Perhubungan untuk menghidupi ekonomi lokal masyarakat kudus, bagi peziarah ke sunan kudus mereka bisa menggunakan becak wisata dengan tarif Rp 15 ribu, mobil odong per bus rombongan Rp 250 ribu dan mobil angkutan umum Rp 90 ribu mau diisi 20 orang atau kurang tetap bayar Rp 90 ribu. 

Terobosan ini memiliki yang sangat luas, disamping UMKM menggeliat juga muncul pedagang kecil atau pedaganga  asongan dan juru foto yang memanfaatkan usaha foto kilat menjadi income sehari-hari.  

Retribusi penumpang sudah ditetapkan dalam regulasi berupa perda sedangkan untuk penataan jadwal disesuaikan dengan pihak pengelola obyek wisata religi ini. Sebuah simbiolis mutualisme, sama-sama mencari makan dan negara pun mendapatkan income PAD atas keberadaan kebijakan ini. 

Kebijakan ini disambut gembira bagi para pemilik becak, karena karcis yang didapat nantinya ditukarkan kepada pengelola obyek wisata tersebut dan bagi mereka saat kembali dari tempat ziarah, peziarah bebas menentukan pilihannya atas kendaraan saat menuju terminal bus yang diparkir. Kurang lebih jika dihitung waktu antara 15 menit hingga 20 menit jarak tempuh dari terminal bus menuju masjid muria kudus. 

Retribusi Becak/Doc Pribadi
Retribusi Becak/Doc Pribadi
Penataan  transportasi Terminal Wisata Bekalan Krapyak menuju masjid muria kudus, untuk becak wisata terbagi menjadi dua. Becak putih dan oranye. Adapun sistem tiketing diterapkan bergilir. Sebagai tanda pembeda tiket tersebut, sebelumnya peziarah yang datang diberi tiket warna oranye untuk naik ke becak putih. Sedangkan tiket warna merah muda untuk becak oranye.

Namun karena adanya perbedaan tiket yang dirasa kurang sesuai dan membingungkan peziarah, penanda tiket dibedakan sesuai warna supaya jelas. "Sekarang ini diberlakukan tiket warna putih untuk becak putih, dan untuk becak oranye masih tetap warna merah muda," ujar Ali Mubarok 26 Th, salah satu peziarah yang kerap datang ke walisongo. 

Jumlah becak putih lebih banyak yakni  sejumlah 170 becak dan becak oranye sebanyak 110 becak. Secara otomatis pendapatan akan berbeda. Karena jumlahnya pun tidak imbang. Jika tukang becak merah bisa menarik becak lima kali per hari, tukang becak putih kadang hanya menarik tiga kali sehari.

Salah satu peziarah yang menggunakan becak Haji Kholid Mawardi menggunakan baru kali ini bersama istrinya naik becak di kompleks sunan kudus ini. " Becaknya kurang lebar sehingga saat di naikkin berdua terasa sempit, tidak kaya becak di Brebes," ungkapnya saat ditemui ziarah di makam sunan kudus ini. Sabtu (3/2/2017).

Pedagang Makanan di Obyek Wisata/Doc Pribadi
Pedagang Makanan di Obyek Wisata/Doc Pribadi
Berkah adanya keberadaan obyek wisata juga sangat menguntungkan beberapa pedagang, karena setiap hari bisa mendapatkan keuntungan yang relatif standar akan dapat banyak jika musim libufan atau saat bulan maulid, safar dan sawal. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun