Mohon tunggu...
bahrul ulum
bahrul ulum Mohon Tunggu... Freelancer - Kompasianer Brebes Community (KBC) - Jawa Tengah

Apa yang ditulis akan abadi, apa yang akan dihafal akan terlepas, ilmu adalah buruan, pengikatnya adalah tulisan, ikatlah dengan kuat buruan mu itu. (KBC-01)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Selamat Ultah Brebes Ke 340 Tahun, Kampung Agraris dan Ngangeni

18 Januari 2018   18:35 Diperbarui: 18 Januari 2018   21:12 1921
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hari ini Kabupaten Brebes sebagai pusat bawang merah terbesar di Nusantara ini merayakan usianya  ke 340 tahun. Penulis ucapkan selamat dan sukses buat masyarakat Brebes, dan juga Pemerintah Kabupaten Brebes yang telah berupaya semaksimal mungkin dalam memajukan warganya agar mereka merasakan hasil pembangunan disegala bidang. 

Berbagai generasi secara estafet turut serta dalam memajukan daerah ini, baik dalam memanfaatkan sumber daya alamnya, memajukan sumber daya manusianya, termasuk juga mengupayakan serangkaian investasi SDM untuk meneruskan estafet tahun yang akan datang, wajar jika berbagai program untuk meningkatkan Indeks Pembanguban Manusia (IPM)  dilakukan oleh semua pihak dengan tidak mengalami keterpurukan pada rangking kab/kota di Jawa Tengah.

HUT Brebes ke 340
HUT Brebes ke 340
Penduduk terbesar di Jawa Tengah  kurang lebih 1.8 juta jiwa yang tersebar di 17 Kecamatan tentunya menjadi modal kuat bila warganya berpendidikan minimal lulus SMA, sehingga secara kuantitas berdaya, secara kualitas tentunya harus terjamin, namun faktanya tidaklah semudah yang tertulis, data BPS Brebes tahun 2017 lulusan pendidikan terbanyak warga Brebes adalah tamatan SD/MI. Sebuah catatan yang penting bagi Pemkab dan masyarakatnya untuk mengejar ketertinggalan ini. 

Penghasil bawang merah dan termasuk penyuplai nasional terbanyak di Nusantara ini, mestinya penghasilan masyarakatnya meningkat, namun tidaklah semudah yang diceritakan, kondisi tanahnya sudah tidaklah sehat, ratusan tahun secara turun temurun dikasih obat pestisida, wajar jika pengguna obat pertanian di Brebes ini terbanyak se asia tenggara, dampaknya adalah ada persoalan yang ditimbulkan baik itu terkait kesehatan maupun kualitas tanahnya yang sulit untuk dirubah ke organik. 

Persoalan kesehatan juga menjadi persoalan yang perlu mendapatkan perhatian lebih, pasalnya dalam empat tahun terakhir ini masih menempati rekor terbanyak di jawa tengah untuk kontribusi angka kematian ibu dan anak, wajar jika menjadi isu nasional tentunya. Jumlah ibu yang melahirkan tiap tahun kisaran 33 ribu jika di bagi dalam waktu setahun, maka ada 90 an bayi per hari yang melahirkan, ini menjadi bonus demografi tentunua  jika tidak ditangani dengam serius. 

Ultah ke 340 tahun tentunya banyak keberhasilan yang diraih, seperti mendapatkan penghargaan kabupaten/kota layak anak, Sekolah ramah anak, Puskemas ramah anak, penghargaan HAM dari Presiden, penghargaan bakti koperasi, dan penghargaan lain, ini sebagai bukti bahwa Pemkab bersama elemen masyatakat lain ingin berbenah secara bertahap. 

Kreasi kirab HUT Brebes/Doc Diskominfotik
Kreasi kirab HUT Brebes/Doc Diskominfotik
Basis pesantren cukup kuat melekat pada sanubari warga Brebes, karena keberadaan pesantren salaf dan modern tersebar di semua penjuru mata angin. 

Wajar jika banyak orangtua yang memiliki keturunan merekomendasikan putra putrinya masuk dipondok pesantren, baik yang ada di wilayah Brebes, ataupun luar brebes seperti di Kempek, Babakan ciwaringin, buntet cirebon jawa barat maupun di jawa tengah yang ke sarang rembang, assalam solo maupun di pekalongan, termasuk ke ponpes lirboyo ataupun ponpes lainnya di jawa timur. 

Penghafal alquran hingga kini mencapai ribuan orang, mereka tersebar disemua desa bahkan mereka mengabdikan ilmunya untuk warganya terutama dalam baca tulis alquran, mereka tergabung dalam JQH (Jamiyah Qurro Wal Khufad) sebuah perkumpulan para penghafal quran, mereka juga mendapatkan tempat yang cukup diperhatikan oleh pihak pemerintah daerah termasuk perhatian dari masyarakatnya. Setiap ada acara hajatan dipastikan mengundang para khafid dan khafidzoh untuk semaan Alquran. 

Sebaran fasilitas umum seperti puskesmas, sekolah SD/MI, SMP/MTs, SMK/SMA/MA sudah tersebar dibeberapa desa. Sekarang warga sudah lebih dekat dengan fasilitas tersebut, dulu mungkin sebaran tidak begitu merata, namun seiring perkembangan jaman akhirnya masyarakat juga sadar bahwa keberadaan sekolah swasta dan negeri itu penting, sehingga wajar nanti jika 15 tahun ke depan, akan terjadi kemajuan disektor pendidikan, termasuk kesehatan. 

Beberapa putra daerah yang sudah mengabdikan pikiran dan tenaganya untuk bangsa ini semakin banyak, ada yang mengabdi di profesi pendidik, pengusaha, penegak hukum, dokter, maupun dosen termasuk praktisi lembaga keuangan perbankkan, bahkan lembaga legislatif dan juga menteri. Bahkan ada beberapa profesor yang mengharumkan di tingkat international yakni Prof. Dr. Anton Prabuwono yang sekarang menjadi Guru Besar di Universitas King Abdul Aziz Saudi Arabia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun