Mohon tunggu...
bahrul ulum
bahrul ulum Mohon Tunggu... Freelancer - Kompasianer Brebes Community (KBC) - Jawa Tengah

Apa yang ditulis akan abadi, apa yang akan dihafal akan terlepas, ilmu adalah buruan, pengikatnya adalah tulisan, ikatlah dengan kuat buruan mu itu. (KBC-01)

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Madinah, Saat Adzan Berkumandang, Semua Toko Langsung Tutup

13 Januari 2018   23:24 Diperbarui: 14 Januari 2018   01:15 2065
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jualan oleh-oleh di Madinah/doc pribadi

Roda ekonomi penduduk madinah di Timur Tengah sungguh luar biasa, tak pernah sepi dari pembeli, penjual tiap hari buka tutup mulai pagi hingga malam hari. Segala jenis accesoris ada disini, dari mulI pakaian, perhiasan dubai, emas madinah dan jenis busana muslim ala timur tengah, ada jenis sajadah turki pun tersedia bahkan tak pernah habis stoknya, segala mainan anak-anak buatan cina merajahi sendi-sendi ekonomi saudi ini, termasuk yang tidak mau kalah adalah oleh-oleh aneka jenis qurma.

Anehnya dari pantauan penulis langsung, percakapan penjual dengan pembeli kadang tidak nyambung, penjual dengan bahasa gaulnya arab, pembeli ada yang bahasa turki, bahasa indonesia dan bahasa india. Namun transaksi tetap bisa berlangsung, walaupun mereka gunakan bahasa isyarat, misalkan orang Indonesia yang tidak bisa bahasa arab, saat beli emas hanya dengan menunjukkan tawar menawar pakai alat bantu yakni kalkulator saja bisa terjadi transaksi. 

Pembeli menunjukkan emas yang dipilih, lalu pedagang menunjukkan hitungan harga saat itu, berapa per gram harga emas tersebut, lalu dikalikan dengan berat emas yang dipilih, penjual menunjukkan total riyal yang harus dibayarkan, pembeli bisa nawar dengan menawar lewat kalkulator, saat harga cocok, maka penjual langsung bilang halal....itu berarti kode sah transaksi antara penjual dan pembeli. 

Pedagang Emas/doc pribadi
Pedagang Emas/doc pribadi
Berbeda dengan model transaksi mainan atau oleh-oleh seperti tasbeh, gelang model emas-emasan, penjual pasang bandrol lewat lisan penjualnya, pembeli nawar langsung, kadang bahasa isyarat pun bisa dilakukan atau menunjukkan uang riyal bila tidak paham dengan komunikasinya. 

Serba aneh bukan...tapi itulah hukum alam yang terjadi walaupun bahasa itu penting, namun dalam kondisi terjepit, bahasa isyarat ternyata lebih mudah diterima, jadilah akad jual beli. 

Saat Adzan Berkumandang, Semua Toko Tutup

Sulit dijumpahi memang, dibeberapa belahan dunia yang penduduknya sebagian muslim, bisa meniru model yang dilakukan oleh penduduk saudi arabia ini, pasalnya para pedagang ini akan tutup tokonya secara otomatis dikala waktu sholat sudah masuk, ditandai dengan kumandang adzan. 

Ada aturan yang mengikat bagi penduduk saudi ini, jualan silahkan secara kompetitif, tapi saat ada adzan, satpol PP kalau di Indonesia (Askar sebutan aparatur keamanan jika di saudi) akan check langsung toko yang masih berani buka saat adzan maka akan kena sangsi. Sangsi nya toko yang buka atau kantor di bawa hukuman mubahis, mubahis dibawa ke hukumah, jika tidak memuaskan maka hukumannya berat dan berlipat ganda sangsinya karena pelanggaran. Wajar jika para penjual ini begitu kompak untuk menutupnya. 

Salah satu jamaah umroh dari Indonesia Aqil mengatakan, salut dengan komitmen para pedagang ini, begitu kompak dan mereka benar-benar menyambut para pembeli dengan ramah tamah, dirinya merasakan banyak pengalaman yang tak terhingga, karena dilatih sama orangtuanya untuk ikut ibadah umroh ini, tahu seperti apa situasi terkini, tahu cara tawar menawar harga di toko oleh-oleh, termasuk tahu cara sistem jual beli pedagang saudi terutama di madinah. 

Jual Aneka Pakaian Muslim/Doc Pribadi
Jual Aneka Pakaian Muslim/Doc Pribadi
Bagi masyarakat indonesia yang datang ke tanah suci ini, dipastikan akan membeli produk dari saudi arabia, perkara itu produknya ada di Indonesia ada, namun mereka tetap membelinya karena merasa nyaman dan tidak bohong bahwa oleh-oleh yang dibeli atau dibawah dari hasil perjuangannya membawa oleh-oleh tersebut sebagai cinderamata bila ada keluarga yang datang nanti dirumahnya, atau sebagai tanda terima kasih atas doa yang telah dipanjatkan selama ini. 

Puluhan tahun yang lalu dengan kondisi sekarang tampaknya tidak ada perbedaan dalam sistem jual belinya, hanya saja kondisi sekarang ini, ragam jenis produk yang diperjualbelikan hampir merata dan anehnya saat tidak musim haji, pedagang dari abasia yang jualan diemperan toko tidak ada, hanya akan banyak jika saat musim haji. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun