Mohon tunggu...
bahrul ulum
bahrul ulum Mohon Tunggu... Freelancer - Kompasianer Brebes Community (KBC) - Jawa Tengah

Apa yang ditulis akan abadi, apa yang akan dihafal akan terlepas, ilmu adalah buruan, pengikatnya adalah tulisan, ikatlah dengan kuat buruan mu itu. (KBC-01)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Calon Haji Wajib Belajar Manasik

13 Desember 2017   07:38 Diperbarui: 13 Desember 2017   08:51 1937
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto NU Online. Sumber: infohaji.co.id

Belajar manasik haji dan umroh menjadi wajib bagi para calon jamaah haji, karena mereka harus mendapatkan bimbingan dan tata cara menjalankan rukun, wajib dan sunnah dalam rangkaian ibadah hajinya. Karena Ibadah Haji seumur hidup itu hanya sekali, maka sangatlah penting dan harus menjadi prioritas utama bagi mereka yang akan melaksanakan rukun islam ke 5 ini. Mereka harus dibekali berbagai ilmu tentang fiqih haji, perjalanan haji, DAM dan cara membayarnya, Etika saat berhaji, Qurban, Penjelasan Haji dan Umroh, Tempat-tempat bersejarah dan mustajabah di tanah suci, dan segala macam bentuk amaliyah dalam mengesahkan hajinya. 

Pemerintah meminta agar semua jamaah haji itu bisa mandiri, ini dikandung maksud, bahwa seorang calon haji yang akan melaksanakan ibadah haji itu bisa mengusai ilmu tentang haji, sehingga mereka harus mengikuti rangkaian manasik yang dilakukan di Kelompok Bimbingan Ibadah Haji, Manasik di Kantor Urusan Agama tingkat Kecamatan, dan Manasik tingkat Kabupaten yang diselenggarakan oleh Kementrian Agama (Kemenag). Manasik ini seyogyanya diikuti oleh semua calon jamaah haji, jika mereka tidak mengikutinya dengan tertib dan menyepelekan manasik, maka sangatlah merugi bagi mereka yang tidak ikut pembelajaran ini. 

Seorang ustad yang belum pernah melaksanakan ibadah haji lalu mengajarkan tentang haji akan berbeda dengan ustad atau kyai yang mengajarkan haji karena sudah berpengalaman sendiri, begitupula seorang ustad mengajarkan manasik karena pernah jadi pembimbing haji juga sangat berbeda walaupun sudah pernah haji, pengalaman demi pengalaman ini menjadi khasanah bagi dirinya untuk berbagi ilmu pengetahuan, semakin banyak pembimbing atau ustad yang belajar dan mencari referensi pustaka dengan cermat dan rajin membaca dan mempraktekkan, maka akan semakin lugas dan cepatnya dalam memberikan penyajian dengan baik dan trampil. 

Seorang calon haji karena berlatar belakang pekerjaan atau pendidikan yang berbeda, juga menjadi pembeda, sama-sama melunasi haji, namun dengan pendidikan yang cukup tinggi, tingkat menerima ilmu dari seorang pembimbing manasik sangat berbeda. Bagi mereka yang pendidikannya tamatan SD/SMP, bahkan ada yang tidak bisa membaca dan menulis arab, maka yang bersangkutan mengalami ketergantungan dengan temannya, dan sangat susah untuk bisa mandiri, mereka merasa minder sendiri disaat praktek dan membacakan setiap rangkaian doa yang ada dibuku manasik tersebut. 

Namun jika mereka yang memiliki pendidikan cukup, apalagi berlatar belakang pernah di pesantren, dimungkinkan oleh para pembimbing manasik dan pihak KUA atau Kemenag untuk menjadi ketua regu atau ketua rombongan, ini dimaksudkan, agar yang bersangkutan bisa berbagi ilmu pengetahuan dan juga pengalaman nantinya saat berada di tanah suci, apalagi jika mereka bisa mengusai agama, bahasa arab dan inggris, maka orang-orang seperti ini menjadi pilihan utama dan jadi penuntun bagi teman-temannya.  Inilah pentingnya seseorang yang berilmu agama, cakap dalam dua bahasa atau lebih maka menjadi aset bagi calon haji di kelompoknya. 

Bagi anda calon haji kok tidak bisa membaca tulisan, atau arab maka disarankan tetap untuk ikut manasik, tidak usah minder atau malas untuk belajar, jaga fisik anda selama belajar termasuk saat menjalankan ibadah haji di tanah suci, resep bagi mereka yang tidak bisa membaca tulisan atau huruf arab, maka carilah teman dalam satu regu atau rombongan yang ada ustadnya, atau ada yang paham agama walaupun tidaklah sempurna, jika ada kesalahan atas apa yang dilakukan, sebelum dan sesudahnya tanyakan langsung kepada pembimbing haji baik dari Pemerintah maupun pembimbing yang diangkat oleh jamaah lewat KBIHnya, jangan malu bertanya, karena haji anda seumur hidup wajibnya hanya sekali, jika dapat panggilan lagi itu hukumnya sunnah.

Kanjeng Rosul Muhammad SAW hanya sekali menunaikan ibadah haji pada tahun 10 H, dan umrohnya hanya 4 kali selama hidupnnya yakni umroh pertama pada tahun keenam hijriyah atau umroh hudaibiyah, umroh kedua dilakukan pada tahun ke tujuh hijriyah, umroh ketiga dilakukan pada tahun kedelapan hijriyah setelah penaklukan mekan, dan umroh keempat dilakukan pada tahun kesepuluh hijriyah disertai dengan haji wada' (haji perpisahan). 

Bagi anda yang dapat panggilan haji di tahun 2018, segerakan mengikuti manasik haji di KBIH nya masing-masing, kesempatan ini harus diikuti dan tidak bisa dihindari, karena bulan Juli 2018 sudah ada pemberangkatan jamaah haji gelombang 1, maka mulai sekarang anda harus belajar secara step by step ilmu tentang haji dan umroh, jika anda santri dan bisa baca kitab kuning, segera dibaca, dicermati dan rutin diskusi dengan mereka para ahli yang sudah mengusai ilmu haji dan manasik, jika ada tidak bisa membaca kitab kuning, maka belilah buku referensi haji sehingga anda mendapatkan ilmu pengetahuan sekaligus jika saat membaca kemudian ada hal-hal yang tidak paham, maka segeralah bertanya, semakin anda giat dan cermat dalam mempelajari ilmu haji maka semakin cepat anda menjadi haji mandiri.  

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun