Mohon tunggu...
Pena Likurai
Pena Likurai Mohon Tunggu... Guru - Media Ayat-Ayat Kehidupan

Menulis adalah abadi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sebuah Antologi Puisi Bersama "Senja"

9 April 2020   11:13 Diperbarui: 9 April 2020   11:24 775
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sekilas Rindu

Oleh: Pena Likurai

Rindu, pada heningmu
Ayat demi ayat saling menyembah
Menengadah pada kejujuran senja
Bahwa pada sebuah Altar yang suci

Kita adalah sang peramal jejak kehidupan
Rindu, pada kehangatanmu
Bawalah aku mengalir bersama sunyinya malam
Mendingin pada pejaman kedua bola mata indahnya

Dan luluh dalam gairah kehangatan
Jika esok matahari menampakkan diri
Aku ingin dirimu disini
Tanpa sekatan untuk menyapa wajahmu

…

Batas Kota, 04 April 2020

Telaga Tua dan Sebutir Cinta yang Nyaris Mati

Oleh: Pena Likurai

Pada telaga-telaga tua yang bertepi
Sebutir cintamu nyaris mati
Tertekan gelora keserakahan
Dan dengki yang menjulang menutupi napasmu

Cintamu bergulung dalam badai
Tanpa jeritan yang terdengar si kuping penjelajah
Diam adalah tingkahmu menyelam surganya dosa-dosa ciptaan
Bersama hujan yang mati akhir-akhir ini

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun