Mohon tunggu...
anisah sriutami
anisah sriutami Mohon Tunggu... Bidan - Hai

I'm a midwive who loves writing, baking and anything

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Ketika Rindu Tak berujung Temu, Allianz Hadir Lindungi yang Terkasih

19 Januari 2022   23:07 Diperbarui: 23 Januari 2022   14:41 382
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tak terasa hampir 3 tahun pandemi tak kunjung beranjak dari bumi pertiwi. Tiga tahun pula aku tak bisa sungkem dengan orangtua secara langsung di kampung halaman. Sebuah konsekuensi yang harus dibayar oleh para pejuang rupiah di tanah rantau. 

Selain rajin menyisihkan uang, aku juga senantiasa rajin menabung rindu jauh dari orangtua dan sanak saudara.

Berada di jarak yang jauh  dari keluarga kadang membuatku merasa lebih cemas. Bagaimana tidak? Kita tentu tahu, potensi kejadian yang tidak disangkal itu akan selalu ada termasuk kejadian yang tidak diinginkan. Keadaan itu pun juga tak bisa kita atur ataupun prediksi sebelumnya. Tuntutan pekerjaan yang membuatku tak bisa pulang sewaktu-waktu makin membuat rasa khawatir seringkali menyelimuti batin. Hal itu pula yang membuatku tak ingin absen berbincang dengan ibuku setiap hari melalui genggaman seluler.

Pelajaran Berharga

Halo nduk, ibu kena Bell's Palsy...

Terkadang Tuhan memberikan pelajaran berharga melalui teguran yang datang tiba-tiba. Pagi itu ada panggilan masuk dari ibu. Perasaanku mulai tidak enak karena biasanya ibu hanya telefon di malam hari. Dan benar, sebuah peristiwa tak diinginkan pun terjadi.  Ibuku mengalami Bell's Palsy :(. Rasanya ingin sekali pulang merawat ibu di rumah. Tapi ikatan kerja tak membiarkanku pergi mengikuti suara hati.

Sumber: Lifestyle-bisnis.com, Bell's Palsy
Sumber: Lifestyle-bisnis.com, Bell's Palsy

Bell's Palsy merupakan kondisi dimana sebagian saraf wajah mengalami kelumpuhan yang menyebabkan terganggunya gerak dan fungsi pada otot wajah. Jika tidak segera ditangani akan mengakibatkan komplikasi yang lebih serius. Saat itu nampak ibuku mengalami kesulitan menggerakkan sebagian wajahnya, mulai dari menutup sebagian mata hingga kesulitan mengunyah. Aku sendiri tak tega melihat kondisi ibu saat itu.

Tanpa berfikir panjang ibu langsung dibawa ke Rumah Sakit guna mendapat penanganan langsung dari dokter. Kurang lebih selama 3-4 bulan ibu harus rutin mengunjungi dokter spesialis syaraf di Rumah Sakit. Tak ayal banyak tenaga dan biaya yang harus dikeluarkan demi pemulihan ibu. Syukurlah, semangat ibu untuk pulih dari Bell's palsy dapat mempercepat perbaikan kondisi ibu.

Kondisi kesehatan ibu yang membaik berbanding terbalik dengan kondisi keuanganku yang memburuk karena belum siap dana cadangan untuk keadaan darurat seperti itu. Alhasil tabungan yang telah terkumpul berbulan-bulan terkuras untuk pengobatan ibu. Sebenarnya ibu juga tidak ingin dibiayai olehku. Namun, saat kondisi jauh dan tangan tak bisa merangkul beliau rasanya baktiku sebagai anak harus dipertanyakan. Secara nurani, tidak akan ada anak yang rela melihat orangtuanya menderita tanpa memberi sumbangsih apapun terlebih saat raga tak dapat menjangkau.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun