Kunci dari penggunaan media sosial hanya kontrol diri.
Ketergantungan remaja dengan media sosial memang cukup wajar soalnya ada berbagai fitur menarik yang ditawarkan oleh media-media itu. Kalau mau foto yang keren, unyu, kiyowo atau jamet bisa buka instagram dimana menyediakan filter selfie yang rasanya nggak akan pernah nggak menarik bagi kalangan remaja. Pose sana-sini, upload dan dapet like-comment yang banyak. Kalau peminatnya kurang dari jumlah followers, postingan itu bakalan dihapus dan upload yang lebih bagus lagi. Untuk apa, sih, kita memamerkan wajah dengan filter kayak gitu? Kalau nggak instagram, beralih ke tiktok dengan joget-joget ala apa gitu. Terus edit dan posting, dapat komentar dan like yang macam-macam tulisannya. Alasan main tiktok? Biar bisa dapet uang.
Seandainya generasi Z tidak mengikuti tren, mungkin negara ini masih menjadi negara santun yang paham dengan norma. Eits, bukan berarti kita harus menolak arus modernisasi. Kalau bisa di akulturasi kan justru lebih baik lagi? Indonesia apalagi pulau jawa ini terkenal dengan tata kramanya yang sesuai dengan ciri nusantara. Kenapa kita melunturkannya hanya karena modernisasi?
Modernisasi itu mutlak adanya dan jangan pernah ditolak. Zaman memang semakin maju, jadi kalau kita nggak ikuti arus,- kita bakalan hancur. Masalah generasi Z memang banyak, sih, hanya saja perkembangan iptek lebih memiliki pengaruh yang kuat. Kalau kita tetap mengikuti zaman dengan pondasi kuat kebudayaan dengan landasan norma dan agama, percayalah. Nggak akan banyak rintangan yang bakalan membuat kita menyerah.