Mohon tunggu...
Christian Rahmat
Christian Rahmat Mohon Tunggu... Freelancer - Memoria Passionis

Pembelajaran telah tersedia bagi siapa saja yang bisa membaca. Keajaiban ada di mana-mana. (Carl Sagan)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

(Sebuah Cerita Mini) Waktu

15 Oktober 2019   15:43 Diperbarui: 16 Oktober 2019   15:34 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Jam berapa ini?" ibu Sukitman menunjuk jam dinding di dalam rumah yang memang kelihatan dari beranda.

"Jam 5 Bu" Sukitman menjawab seolah tidak ada yang salah.

"Kamu pulang sekolah jam berapa? Kok baru sampai rumah sore begini ?"

"Tadi Sukitman..."

"Kamu jangan coba-coba berbohong" belum selesai Sukitman bicara, Ibunya sudah memotong pembicaraan dan melanjutkan omelannya. "Ibu sudah capek bolak-balik ke sekolah cuma karena kenakalanmu! Berangkat sekolah selalu terlambat. Pulang ke rumah pun selalu terlambat"

"Maaf Bu" Sukitman memelas.

"Ah sudahlah. Kamu selalu minta maaf dan berjanji tidak akan mengulangi perbuatanmu. Tapi semua hanya omong kosong. Kata guru BK mu, ini yang terakhir. Kalau kamu masih terlambat, kamu akan diskors. Kalau sudah begitu, jangan menyesal dan jangan minta tolong sama Ibu. Kamu sudah besar, cobalah untuk mandiri dan menanggung konsekuensi atas perbuatanmu!"

Ibu Sukitman langsung masuk ke rumah setelah menyelesaikan omelannya, sementara Sukitman masih tertunduk di beranda rumah.

Di dalam rumah, Ibu Sukitman mencari akal untuk membuat Sukitman tidak terlambat lagi ke sekolah. Tiba-tiba sebuah ide terbersit dalam pikirannya. Mempercepat waktu. Mempercepat jam. Cara ini pasti berhasil. Ibu Sukitman menggumam. Ia optimis caranya tersebut akan berhasil membuat Sukitman pergi sekolah tepat waktu.

Ibu Sukitman bangun dari tempat tidurnya. Ia memutuskan akan melancarkan aksinya pada tengah malam ketika semua terlelap. Supaya tidak ketahuan dan tidak ada yang curiga, pikirnya. Pertama - tama, Ibu Sukitman mempercepat waktu pada jam - jam dinding yang ada di rumah. Kemudian ia mempercepat waktu ponsel Sukitman dan semua anggota keluarga, dilanjutkan dengan mempercepat waktu setiap jam tangan yang ada di rumah. Tidak lupa, waktu jam weker juga dipercepat ibu Sukitman. Setelah mempercepat waktu pada setiap jam yang ada di rumah, ibu Sukitman kembali tidur. Besok Sukitman tidak akan terlambat lagi.  

Jam weker berbunyi. Sukitman beranjak dari tempat tidurnya. Seperti biasa, Sukitman tidak cepat-cepat bergegas pergi ke sekolah. Semua ia lakukan dengan santai. Mulai dari beranjak dari tempat tidur, mandi, sampai sarapan dilakukannya dengan santai, seolah tidak ada tugas serta beban moral yang mewajibkannya untuk sedikit lebih sigap. Sukitman masuk sekolah pukul delapan. Selama ini ia selalu berangkat sekolah pada detik-detik terakhir bel masuk berbunyi.      

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun