Mohon tunggu...
M U Ginting
M U Ginting Mohon Tunggu... -

penggemar dan pembaca Kompasiana

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Penjual Bubur dan Terorisme

28 Juni 2018   22:55 Diperbarui: 29 Juni 2018   02:38 615
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Antiteror Densus 88 menangkap seorang penjual bubur di Sukoharjo 28/6 karena terduga terlibat kasus aksi terorisme. Biasanya kalau Densus 88 sudah menangkap seseorang terduga teroris, nasibnya bisa sangat buruk. Bangsa ini tentu mengharapkan agar warganya tidak perlu bernasib buruk sebelum terbukti dan ditetapkan sebagai tersangka teroris yang bersalah. 

Apalagi kalau kita sudah baca bahwa terorisme adalah fenomena internasional dan dari segi global itu kita sudah sering mendengar atau membaca apa terorisme. Prof Chossudovsky dari Ottawa university bilang: "Terrorism is made in USA,  the so-called war on terrorism is a front to propagate America's global hegemony and create a New World Order. The Global War on Terrorism is a Fabrication, A Big Lie".

Jadi terorisme ada penggagasnya dan ada rencana dibelakangnya. Seorang penduduk penjual bubur bernama 'Si Anu' yang terlibat dalam aksi teror tentu tidak ada rencana bikin NWO. Dia hanya diperalat sudah kena mind control dan kena brain washing secara khusus. Saya bilang 'khusus' karena sudah dengan tujuan konkret tertentu dan cepat. 

Manusia lainnya atau kita-kita ini semua sudah lama secara perlahan sejak lebih dari 170 tahun dibrain washing dan dimind control oleh MSM yang dimonopoli oleh neolib NWO, dan dipihak lain oleh MSM blok timur atau blok komunis. Bandingkanlah pemahaman kita soal komunisme dulu tahun 1965, bandingkan sekarang. Begitu juga soal terorisme, setelah kita bisa mendalaminya dari kesimpulan-kesimpulan ahli-ahli internasional dalam soal ini. Tetapi dengan munculnya internet, munculnya media independen seluruh dunia, mind control dan brain washing ini berangsur-angsur digagalkan, dan sudah banyak ditelanjangi, semakin luas dan mendalam setiap harinya. Jon Rappoport  pakai istilah 'is being shattered piece by piece'.

Karena itu terorisme adalah salah satu dari 3 alat penting untuk menuju NWO itu. Yang lainnya ialah Korupsi dan Narkoba dengan semua 'perlengkapannya' seperti: sex/child trafficking, duit, LGBT, Feminism, juga homo/lesbie marriage, peranan Hollywood, musik yang merusak akhlak dsb dsb.

Alat atau perlengkapan lainnya yang juga sangat penting ialah dari segi psikologi: mind control dan brain washing itu. Dan ini sudah dijalankan lebih dari 200 tahun, terutama sejak munculnya Marx, dimana Marx disewa oleh bankir Cartel Internasional mengarang marxismenya untuk membagi dunia menjadi dua kubu bermusuhan tajam, yaitu marxisme atau ideologi komunisme disatu pihak dan neoliberalisme dipihak lain. Keduanya diadu domba dan telah memungkinkan berbagai perang, ratusan juta korban, terutama perang dunia 1 dan 2. Wow, ini dia, korban, korban, pecah, pecah, divide and conquer  . . . tujuannya cuma satu: NWO, kekuasaan mutlak tyrani internasional Greed and Power.

Mind control dan brain washing pastilah dipakai di teror Surabaya yang baru lalu, dimana sebuah famili/keluarga yakin masuk surga dengan aksi terornya. Sebenarnya suah jelas dan semakin jelas bagi bangsa ini bahwa penduduk negeri ini susah dibayangkan akan bikin pembunuhan seperti itu kalau tidak ada hasutan dengan brain wahingnya itu, atau mind contolnya itu, yang pasti sudah sangat mendalam. 

Atau bagaimana  . . . apakah ada diantara kita atau sahabat  kita atau orang terdekat dengan kita yang mau memperlakukan dirinya seperti teroris Surabaya itu tanpa mind control dan brain washing? Apalagi kalau penduduk Indonesia biasanya bergaul secara sosial ditiap pemukiman penduduk. Berlainan dengan masyarakat barat dimana penduduk biasa hidup tidak saling sapa secara dekat, atau bergaul bersama tetangga bukanlah kebiasaan seperti rakyat kita. Karena itu juga kalau sudah ada gejala 'tidak mau bergaul' ini, pastilah sudah bisa dicurigai adanya brain washing atau mind control disitu.  

"It's hard to think of a solution to these problems, given the fact that those who are pulling strings behind closed doors are so powerful, but their power lies in our ignorance." lihat disini

Mari semua terutama generasi muda bangsa, tambah pengetahuan soal terorisme dan NWO! Dengan mengetahui seluruh seluk-beluk terorisme yang sesungguhnya, bukan dicekoki dengan "what is perceived to be tru", siapa penggagasnya dan tujuannya (agenda NWO), kekuatan terorisme itu pasti berkurang dan memang sudah terlihat mulai meredup, tetapi kewaspadaan dan pengetahuan tetap harus dipertinggi.

Kita mengharapkan dengan pengetahuan yang semakin mendalam soal terorisme, Densus 88 semakin mampu menghadapi korban-korban brain washing ini, termasuk korbannya di Sukoharjo itu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun