Mohon tunggu...
Anwar Effendi
Anwar Effendi Mohon Tunggu... Jurnalis - Mencari ujung langit

Sepi bukan berarti mati

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Cikapundung Riverspot, Apa Perlu Sentuhan Seorang Wagiman Lagi?

30 Mei 2020   15:15 Diperbarui: 30 Mei 2020   16:30 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cikapundung Riverspot sepi dan kembali kumuh. (foto: dok. pribadi)

Keindahan dan kemegahan Cikapundung Riverspot Kota Bandung kini tinggal cerita. Di awal penataannya pada tahun 2015, Cikapundung Riverspot merupakan taman yang asyik untuk nongkrong-nongkrong.

Taman sisi Sungai Cikapundung di Jalan Soekarno (dulu Jalan Cikapundung Timur) itu, kini tak terurus. Padahal, dulu Cikapundung Riverspot bagaikan magnet untuk menarik wisatawan. Bukan wisatawan lokal saja, tapi pengunjung dari luar Kota Bandung pun, menyempatkan diri untuk beristirahat dan menikmati Cikapundung Riverspot.

Lokasi Cikapundung Riverspot sebenarnya sangat strategis. Berada di sisi kanan Gedung Merdeka. Wilayah itu merupakan jantung Kota Bandung. Wajar jika dulu banyak wisatawan yang datang ke sana, karena lokasi mudah untuk dikunjungi.

Cikapundung Riverspot ditata berbarengan dengan peringatan 60 tahun Konferensi Asia Afrika (KAA). Sebagai tempat wisata, promosinya sangat mengena, karena saat itu banyak delegasi dari berbagai negara yang menghadiri KAA di Gedung Merdeka.

Air mancur dan lampu sorot sudah tidak berfungsi. (foto: dok. pribadi)
Air mancur dan lampu sorot sudah tidak berfungsi. (foto: dok. pribadi)

Taman Cikapundung Riverspot dibangun pada era Ridwan Kamil memimpin Kota Bandung. Kang Emil saat itu memang dikenal sebagai seorang Wagiman (Wali Kota Gila Taman). Semua sudut kota yang semula kumuh ditata dan dibangun menjadi taman yang indah, termasuk Cikapundung Riverspot.

Bahkan Cikapundung Riverspot bukan sekadar dibentuk menjadi taman, namun dilengkapi juga dengan fasilitas yang mewah. Di sana dibangun air mancur yang pancuran airnya disetting sekeliling lingkaran. Ketika air meluncur ke atas ada juga iringan musik.

Atraksi air mancur yang diiringi musik dan tata cahara lampu itu bisa dinikmati pagi hari dan malam hari. Pengunjung bisa menyaksikan pada pukul 07.00-10.00 atau pukul 19.00-22.00. Warga Bandung yang haus hiburan, menikmati hal itu. Apalagi pada akhir pekan, jumlah pengunjung membeludak, memadati area Cikapundung Riverspot .

Bukan itu saja, keberadaan Cikapundung Riverspot pun dilengkapi dengan tata cahaya yang menyenangkan para pengunjung. Jadi kalau wisatawan datang ke sana malam hari, akan menikmati suguhan tata cahaya lampu yang indah. Saat bersamaan pula meluncur air mancur yang diiringi musik.

Imbauan jangan membuang sampah ke Sungai Cikapundung. (foto: dok. pribadi)
Imbauan jangan membuang sampah ke Sungai Cikapundung. (foto: dok. pribadi)

Pengunjung yang datang ke Cikapundung Riverspot pun bisa duduk-duduk sesuai keinginan. Dulu disediakan tempat duduk yang menyatu dengan meja berderet memanjang. Warnanya sangat mencolok, yakni merah. Tapi pengunjung juga bisa memilih, tempat duduk yang terbuat dari cor semen yang disusun secara berundak-undak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun