Mohon tunggu...
Anwar Effendi
Anwar Effendi Mohon Tunggu... Jurnalis - Mencari ujung langit

Sepi bukan berarti mati

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tuhan Itu Maha Cerdas, Mengapa Kita Meragukannya?

21 Mei 2020   11:10 Diperbarui: 21 Mei 2020   11:29 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kenaikan Isa Almasih.(shutterstock via KOMPAS.com)

Umat Kristiani sebagaimana pemeluk agama lainnya, pada saat ini akan berpikir dua kali melakukan ritual keagamaan secara massal. Termasuk dalam menyambut Hari Kenaikan Isa Almasih, umat Kristiani mau tiak mau harus menahan diri pergi ke gereja.

Bukannya mereka meninggalkan tradisi memanjatkan doa di gereja, tapi kondisi pandemi covid-19 yang belum mereda, memaksa mereka harus tetap tinggal di rumah. Suasana gereja-gereja di Kota Bandung pun tak semeriah tahun-tahun sebelumnya.

Sebagian umat Kristiani mungkin masih ingat betul, jika pengumpulan jemaat di gereja bisa menjadi media penyebaran virus corona. Buktinya sudah ada, beberapa jemaat terpapar covid-19 setelah menghadiri ritual keagamaan di gereja yang lebih dikenal dengan klaster Lembang.

Walau tidak menghadiri ritual keagamaan di gereja, umat Kristiani tetap memaknai Hari Kenaikan Isa Almasih bisa mendatangkan kedamaian di dunia. Khusus di Indonesia, momen ini dimanfaatkan untuk memanjatkan doa, agar wabah virus corona segera mereda.

Seorang umat Kristiani, Huminca Sinaga mengatakan, berdoa itu tidak harus di gereja. Apalagi saat ini kondisinya tidak memungkinkan. Jadi umat Kristiani bisa memanjatkan doa di mana saja, termasuk dari rumah. Yang penting, saat berdoa kita harus sungguh-sungguh (khusyu).

Huminca menambahkan, doa juga sebenarnya bebas-bebas saja. Bisa untuk kepentingan diri sendiri atau ditujukan kepada keluarga, juga bisa untuk masyarakat luas. Termasuk ucapannya, mau pakai bahasa daerah, bahasa Indonesia, atau bahasa Inggris boleh-boleh saja.

"Tuhan itu Maha Cerdas kok. Mengapa kita harus meragukannya. Panjatkan doa secara sungguh-sungguh. Pasti didengar dan dipahami Tuhan. Secara khusus saya memanjatkan doa pengampunan. Selain itu minta diberi kebahagiaan. Tidak ketinggalan agar dalam pekerjaan tidak banyak menemukan persoalan," kata Huminca yang berprofesi sebagai jurnalis.

Memanjatkan doa di rumah pun dilakukan oleh Bapak Andreas. Pengusaha/penampung barang rongsokan itu, tahun-tahun sebelumnya rutin mengikuti ritual keagamaan di Gereja HKBP, saat tiba Hari Kenaikan Isa Almasih. Tahun ini dia beserta keluarganya memahami kalau sekarang tidak ada kegiatan di gereja.

"Kita juga khawatir kalau sekarang memaksakan diri berkumpul di gereja. Situasinya belum aman benar. Walau tidak pergi ke gereja, saya tetap melakukan doa di rumah. Maka kegiatan usaha juga dihentikan dulu. Tidak melakukan transaksi jual beli barang rongsok dulu. Pekerja juga diliburkan semua," ucap Bapak Andreas.

Doa yang dipanjatkan Bapak Andreas di Hari Kenaikan Isa Almasih ini, lebih ditujukan kepada kondisi Indonesia. Dia berharap agar wabah virus corona segera berakhir. Secara jujur, Bapak Andreas mengakui usahanya agak goyah karena serangan virus corona di Indonesia.

Kesedihan tidak bisa berangkat ke gereja, dirasakan Elly Lomboan. Dia tidak bisa menyembunyikan kekecewaannya. Wanita asal Manado yang kini menetap di Jakarta itu dikenal aktif di gereja. Bahkan dia sering melakukan ritual keagamaan dengan mengunjungi beberapa kota.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun