Mohon tunggu...
Anwar Effendi
Anwar Effendi Mohon Tunggu... Jurnalis - Mencari ujung langit

Sepi bukan berarti mati

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

"Milea: Suara dari Dilan", Ada Dua Sisi Solidaritas

9 Mei 2020   15:18 Diperbarui: 9 Mei 2020   15:26 744
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tangkapan layar poster film "Milea: Suara dari Dilan". Milea dan Dilan terlihat mesra. (Instagram Max Pictures via KOMPAS.com)

Sudah lama tidak menonton film. Apalagi film Indonesia. Nonton film juga bukan hobi saya. Mungkin bisa dihitung film yang pernah saya tonton. Di antaranya, film Indiana Jones dan Sherlock Holmes.

Walau film Indiana Jones dan Sherlock Holmes kental dengan unsur solidaritas, namun terlalu jauh kalau direkomendasikan. Sebenarnya asyik kalau mengupas tentang solidaritas Sherlock Holmes dengan sahabatnya yang seorang dokter itu. Tapi sudah banyak yang lupa alur ceritanya.

Beruntungnya, pada Bulan Februari lalu bertepatan dengan Hari Valentine saya mendapat undangan nonton bareng dari produsen motor. Tema filmnya anak muda banget, "Milea: Suara dari Dilan". Biar tidak malu berada di kerumanan massa anak muda, saya mengajak istri. Kebetulan istri mau menemani.

Secara garis besar, film "Milea: Suara dari Dilan" tidak melenceng jauh dari dua film Dilan sebelumnya. Temanya masih soal percintaan anak muda. Cinta yang bersemi di bangku sekolah jenjang SMA. Film ini cocok dan mendapat hati di kalangan anak muda. Terbukti film soal Dilan dibuat hingga tiga episode.

Selain kental dengan percintaan, film "Milea: Suara dari Dilan" sebenarnya menyisipkan nilai-nilai solidaritas. Hanya solidaritas tokoh Dilan dan kawan-kawannya membias jadi membawa dua dampak. Ada nilai solidaritas yang menghasilkan sisi positif. Dampak lainnya, nilai solidaritas yang bisa membawa petaka.

Namun, apa pun nilai solidaritas yang digambarkan dalam film "Milea: Suara dari Dilan", semuanya bisa menjadi contoh bagaimana kita mengambil sikap. Harus bagaimana kita mewujudkan nilai solidaritas. Karena semua nilai solidaritas biasanya diawali dengan adanya ikatan empati. Bisa empati satu agama, empati satu golongan, empati satu bangsa atau dipersempit jadi satu almamater sekolah hingga satu genk motor.

Saya melihat ada beberapa nilai solidaritas positif di film "Milea: Suara dari Dilan". Seperti dalam adegan bagaimana Dilan dan kawan-kawannya begitu familiernya dengan ibu pemilik kantin sekolah, atau mereka cukup akrab dengan banci pengamen jalanan.

Saya dan istri dengan kostum nonton bareng film
Saya dan istri dengan kostum nonton bareng film "Milea: Suara dari Dilan". (foto: dok. pribadi)

Anak muda zaman dulu mungkin bilang, Dilan cukup "solider" terhadap banci pengamen jalanan. Demikian juga sikap yang diberikan Dilan terhadap ibu pemilik kantin. Sikap "solider" dalamn adegan itu menghasilkan hubungan timbal balik yang mengasyikan.

Saya juga menangkap sikap "solider" ayahnya Dilan ketika mendatangi anaknya di kantor polisi. Di hadapan petugas kepolisian, ayahnya Dilan berujar, "Kalau anak saya melanggar hukum, proses saja." Mungkin kalimat itu akan diabaikan oleh penonton lain. Karena sebagian besar orang, menganggap solidaritas itu menyerahkan sesuatu barang untuk disumbangkan.

Padahal ucapan ayah Dilan, sebenarnya itu bentuk solidaritas sesama aparat keamanan (ayah Dilan diceritakan sebagai tentara). Tentunya sesama aparat keamanan harus punya solidaritas satu visi dan misi menangani perkara secara tuntas. Itu contoh yang sangat luar biasa. Sebab kenyataan di lapangan, solidaritas sesama aparat keamanan yang sering terjadi justru mengaburkan masalah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun