Kekhawatiran tertular virus corona masih menyelimuti sebagian besar masyarakat Indonesia. Sebelumnya masih ada warga yang berani tidak mengenakan masker saat jalan-jalan. Sekarang untuk pergi ke warung saja, harus mengenakan masker, pulangnya buru-buru cuci tangan.
Dengan banyaknya orang yang mengenakan masker, praktis menutupi sebagian wajahnya. Akibatnya, banyak yang sulit mengenali wajah seseorang. Tidak heran jika kemudian di tengah jalan, dua orang yang berpapasan, akhirnya tidak saling menyapa.
Kalaupun ada yang memulai menyapa, giliran yang disapa bingung, siapa yang memanggil namanya. Bahkan bagi orang yang didera ketakutan berlebihan, tidak menyahut kalau ada pangggilan sapaan. Padahal, sebelum-sebelumnya mereka sangat akrab. Dampak mewabahnya virus corona benar-benar telah membuat jarak.
Saat belanja di pasar swalayan/super market, belakangan juga jadi kurang nyaman. Tak masalah jika ada kewajiban mengenakan masker bagi calon pembeli saat berada dalam pasar swalayan. Pun asyik-asyik saja kalau harus melewati pengecekan panas tubuh.
Namun belakangan, bukan di super market saja kita harus melewati bilik penyemprotan cairan disinfektan. Sejumlah kantor pemerintahan dan swasta sudah memasang bilik penyemprotan disinfektan. Demikian juga dengan sejumlah kantor perbankan, nasabah wajib melewati bilik tersebut.
Sekarang muncul pemandangan unik, saat kita melakukan pembayaran barang belanjaan di kasir. Bukan cuma harus melewati antrean yang begitu panjang dan melelahkan. Tapi juga tidak ada keakraban dari petugas kasir, yang biasanya selalu ramah terhadap pembeli.
Biasanya petugas kasir sebelum memeriksa dan menghitung barang belanjaan pembeli, selalu mengucapkan kalimat ramah dan tidak ketinggalan dengan senyum manis.
"Selamat siang. Ada kartu membernya?" itu kalimat pendek yang biasa terucap di awal keramahan petugas kasir.
Sambil menghitung belanjaan pembeli, biasanya petugas kasir berdialog ramah dari hal yang remeh temeh, sampai menawarkan sejumlah program promo. Sama sekali tidak ada jarak.
Sekarang-sekarang ini, jangankan mendengarkan kalimat sapaan itu, melihat senyum manis petugas kasir yang cantik itu susahnya minta ampun. Secara tidak langsung ada perubahan sikap. Akibatnya ada kekakuan antara pembeli dan petugas kasir.
Bahkan untuk mengantisipasi tertular virus corona, kini para petugas kasir melengkapi diri dengan helm pengaman. Pengenaan perlengkapan itu, keruan saja membatasi sikap petugas kasir. Memang tidak bisa disalahkan, karena prosedur kesehatan mewajibkannya begitu.