Mohon tunggu...
Anwar Effendi
Anwar Effendi Mohon Tunggu... Jurnalis - Mencari ujung langit

Sepi bukan berarti mati

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Musim Hujan, Masa Panen bagi Mang Sahrodi

16 April 2020   08:10 Diperbarui: 16 April 2020   08:31 335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sedia payung sebelum hujan. Sekarang hujannya makin deras. Cek payung dong, apakah masih berfungsi. Siapa tahu ada bagian yang rusak. Nanti tidak nyaman kalau dipakai.

Pemilik payung di sekitaran wilayah Dago, Cibaduyut, Cibiru. Kiaracondong Kota Bandung, kalau memiliki payung rusak, jangan buru-buru ganti yang baru. Tunggu saja Mang Sahrodi, tukang servis payung asal Desa Panguragan Kabupaten Cirebon.

Sejak tahun 2004, Mang Sahrodi memang berkeliling ke sejumlah wilayah Kota Bandung untuk menawarkan jasa bikin betul payung rusak. Dia tinggal di rumah kontrakan kawasan Tegallega. Dari kontrakkannya, kira-kira pukul 07.00 dia beroperasi mengikuti nalurinya mau berjalan ke arah mana.

"Wilayah keliling saya setiap harinya beda-beda. Tidak di satu kawasan saja. Misalnya kalau Senin ke Dago, besoknya ganti menuju ke Cibaduyut. Biar tidak bosan hari Rabu ke Kiaracondong, Kamis ke Antapani, lusanya ke Cibiru. Jumat balik lagi ke Buahbatu. Terus saja begitu tergantung enaknya hati mau ke mana," tutur Mang Sahrodi.

Payung yang rusak. (foto: dok. pribadi)
Payung yang rusak. (foto: dok. pribadi)
Di Desa Panguragan Kabupaten Cirebon, para tetangga Sahrodi lebih banyak menjalankan bisnis pengumpul barang rongsok. Tapi Sahrodi memilih jalan yang berbeda. Dia melakoni perbaikan payung. Setelah merasa mahir, dia mencari peruntungan ke Kota Bandung.

Dari pengakuannya, setiap hari ada saja warga yang meminta jasa perbaikan payung. Apalagi di musim hujan seperti sekarang ini, Mang Sahrodi menganggap sebagai masa panen. Para pelanggannya merupakan masyarakat kelas menengah ke bawah. Lapisan masyarakat itu, masih menganggap sayang beli payung baru kalau payung lama masih bisa diperbaiki.

Bagaimana pun kerusakan payung, Mang Sahrodi bisa mengatasinya. Menurut Mang Sahrodi asal jangan kain payungnya saja yang sobek. Kalau kainnya yang sobek susah cari bahannya. Tapi kalau tangkainya patah, penekan buka tutupnya macet, atau pengait ke kainnya pada lepas, hal-hal seperti itu gampang diperbaiki.

Peralatan yang dibawa Mang Sahrodi pun sangat sederhana. Dia hanya bermodalkan obeng, kater, dan tang. Bahan lainnya yang diperlukan beberapa batang kawat kecil. Dia juga membawa beberapa payung bekas, buat persediaan untuk dikanibalkan kepada payung yang diperbaiki.

Untuk saat-saat ini, Mang Sahrodi dalam sehari bisa memperbaiki lima sampai 10 payung. Perbaikan paling sederhana dan ongkosnya murah paling Rp 10.000,00. Tapi jika perbaikannya cukup sulit dia mengenakan tarif Rp 20.000,00.

Alat yang dibawa Mang Sahrodi sangat sederhana. (foto: dok. pribadi)
Alat yang dibawa Mang Sahrodi sangat sederhana. (foto: dok. pribadi)
"Lumayan banyak yang diperbaiki kalau lagi musim hujan. Mungkin payung lagi dibutuhkan kalau lagi begini. Mau beli lagi, bagi masyarakat kecil, pasti sangat sayang. Jadi lebih baik memperbaiki payung yang rusak, biayanya relatif lebih murah," kata Mang Sahrodi.

Tapi kalau lagi musim sepi order, seperti di musim kemarau, bagi Mang Sahrodi bisa memperbaiki dua payung saja sudah untung. Jasa perbaikan dua payung itu Rp 20.000,00, lumayan buat makan dan ongkos pulang ke kontrakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun