Mohon tunggu...
Anwar Effendi
Anwar Effendi Mohon Tunggu... Jurnalis - Mencari ujung langit

Sepi bukan berarti mati

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Pantas Suka Merinding kalau Lewat Cadas Pangeran

15 April 2020   07:51 Diperbarui: 15 April 2020   09:35 1305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Di belakang penanda huruf CADAS PANGERAN, merupakan jurang yang cukup dalam. (foto: dok. pribadi)

Tahun 2004 saya terbiasa menggunakan motor dari Bandung ke Cirebon. Karena perjalanan malam, waktu tempuh pun cuma 2,5 jam. Berangkat dari Bandung pukul 23.30 sampai di Cirebon pukul 02.00 dini hari.

Seminggu sekali saya melakukan perjalanan menggunakan motor dari Bandung ke Cirebon. Berangkatnya selalu malam, dan itu dilakukan kurang lebih tujuh bulan berturut-turut. Selama itu pula saya merasa asyik-asyik saja.

Pikiran mulai berubah dan sedikit membuat takut setelah beberapa teman menasehati jangan melakukan perjalanan malam hari. Awalnya sebagai anak motor saya masih sempat membusungkan dada, dengan menimpali nasehat teman dengan berkata: "Kalau malam hari banyak begal ya?".

Ternyata pikiran saya berbeda dengan kelanjutan dari nasehat teman saya. Nurjaman teman saya yang tinggal di Sumedang mengingatkan, kalau melakukan perjalanan malam hari, sangat berbahaya utamanya saat melintasi kawasan Cadas Pangeran.

"Lantas harus lewat mana lagi? Kalau dari Bandung ke Cirebon, pastinya lewat Sumedang dan tidak bisa terbang menghindari Cadas Pangeran," kata saya saat itu.

Memang Cadas Pangeran merupakan kawasan yang berbahaya. Jalannya berkelak-kelok. Kalau dari arah Bandung sisi kanan merupakan jurang, sedangkan sisi kiri tebing batu (cadas). Melihat medan yang begitu, kalau tidak hati-hati, bisa rawan kecelakaan.

Tidak terhitung
Kenyataannya di Cadas Pangeran sering terjadi kecelakaan. Kalau tabrakan jumlahnya sudah tidak terhitung. Kendaraan yang masuk jurang pernah ada. Juga kendaraan yang membentur tebing, sudah tidak aneh.

Kadang juga terjadi kecelakaan tunggal. Seperti truk mengalami patah as roda. Kendaraan bus antar kota yang tiba-tiba mogok. Atau kendaraan pribadi yang pecah ban. Ada juga mobil yang yang air radiatornya habis.

Tapi bukan kejadian-kejadian itu yang membuat saya kemudian jadi merinding. Menurut Nurjaman, di kawasan Cadas Pangeran sering terjadi peristiwa-peristiwa yang berbau mistis. Kejadian seperti itu biasanya menimpa pengendara yang melintas malam hari.

Wowwww, itu cerita mengarah ke saya sekali. Pantas saya pernah merasakan merinding saat melintas Jalan Cadas Pangeran. Saya akhirnya diskusi dengan istri yang ada di Cirebon. Istri akhirnya menasehati kalau dari Bandung mau pulang ke Cirebon, jalannya habis shalat Shubuh saja. Biar aman di Jalan Cadas Pangeran dan jalan-jalan lainnya.

Kecelakaan truk terguling di Cadas Pangeran. (foto: dok. Taufik Rochman)
Kecelakaan truk terguling di Cadas Pangeran. (foto: dok. Taufik Rochman)
Ternyata cerita-cerita mistis itu dilatarbelakangi sejarah pembangunan jalan Cadas Pangeran. Konon Jalan Cadas Pangeran dibangun pada zaman penjajahan Belanda. Cuma, tenaga kerja yang digunakan untuk membuka jalan itu menggunakan masyarakat setempat. Selama pengerjaannya, diceritakan banyak warga setempat yang akhirnya meninggal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun