Mohon tunggu...
Anwar Effendi
Anwar Effendi Mohon Tunggu... Jurnalis - Mencari ujung langit

Sepi bukan berarti mati

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Hari Minggu yang Terpenjara

5 April 2020   09:41 Diperbarui: 5 April 2020   20:22 505
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pengumuman Taman Kersen dipasang di pagar. (dokpri)

Akhirnya benar-benar terkurung. Mau keluar kompleks perumahan tidak bisa. Pintu gerbang keluar masuk ditutup dan digembok. Warga yang bawa kendaraan kecewa dan putar balik.

Bukan hanya pintu gerbang perumahan yang tertutup di Minggu pagi tanggal 5 April 2020. Tapi Taman Kersen yang selama ini menjadi arena bermain anak-anak dan ibu-ibu melakukan senam pagi, ikut dikunci. Tidak diperkenankan aktivitas yang mengundang keramaian massa di sana.

Sudah tidak bisa keluar di pagi hari, sulit bermain di taman, warga juga mendapati Kantor RW 09 Keadilan Kelurahan Derwati Kecamatan Rancasari Kota Bandung tertutup rapat. Praktis untuk mengurus sejumlah dokumen kependudukan atau surat menyurut, warga merasa bingung.

Baik di pintu gerbang perumahan, kemudian di Taman Kersen, maupun di Kantor RW terpasang secari kertas pengumuman yang dilaminanting. Isi pengumumnya, penutupan sementara itu guna menghindari penyebaran virus corona. Pengurus RW meminta warga memaklumi hal itu. Bahkan jika terlihat kumpulan warga atau anak-anak muda nongkrong langsung dibubarkan.

Ya, di Minggu pagi ini banyak warga yang kaget. Akhirnya tidak bisa kemana-mana. Seolah-olah terpenjara. Tidak bisa jauh-jauh dari rumah. Minggu pagi yang biasanya penuh keceriaan, mau tidak mau harus mengurung diri di rumah.

Taman Kersen sepi dari kegiatan anak-anak. (dokpri)
Taman Kersen sepi dari kegiatan anak-anak. (dokpri)

Taman Kersen yang selama ini ramai, dengan canda riang anak-anak, jadi terlihat sepi. Tidak ada lagi anak-anak yang berlarian sambil berteriak histeris. 

Tempat bermain seperti perosotan dan ayunan, hening tidak bergerak. Beberapa anak, yang sudah membawa sepeda cuma bisa memandang ke dalam area Taman Kersen. Mereka tertahan di luar pagar.

"Teman-teman, tamannya ditutup. Kita tidak bisa masuk," teriak Kenia, seorang bocah perempuan yang sudah membawa sepeda dan ingin bermain di Tamah Kersen.

Teman-teman Kenia cuma bisa bengong. Mungkint tidak paham mengapa tiba-tiba tempat bermain mereka ditutup. Biasanya mereka bebas bermain di sana. Kali ini, mereka kembali ke rumah masing-masing dengan membawa rasa kecewa.

Sebagian orang dewasa juga ada yang tidak mengetahui kalau Taman Kersen pada Minggu pagi bakal ditutup. Beberapa kakek dan nenek yang biasanya berjemur di sana pun, memilih pulang kembali ke rumah. Bapak dan Ibu yang membawa dan mengasuh cucu, juga tidak bisa masuk Taman Kersen.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun