Mohon tunggu...
Anwar Effendi
Anwar Effendi Mohon Tunggu... Jurnalis - Mencari ujung langit

Sepi bukan berarti mati

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Tidak Ada Hajatan, Usaha Katering Hentikan Pesanan Daging

3 April 2020   12:00 Diperbarui: 3 April 2020   12:03 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Daging sapi untuk rendang. | dokpri

Imbas social distancing dan physical distancing menyasar semua sendi kehidupan. Mau beribadah, sekolah, kerja, sampai jualan, harus dilakukan di rumah. Pergerakan jadi terbatas.

Terbatasnya pergerakan itu, belakangan dikeluhkan beberapa supplier daging dan telur di Bandung. Sebagian besar mereka mengaku mengalami penurunan omzet secara drastis. Bahkan ada yang bilang usahanya terjun bebas. Kalaupun masih ada yang bertahan, pendapatannya mulai seret.

Salah satu pemasok daging, Rina Rianawati mengungkapkan, beberapa pihak yang sebelumnya minta pengiriman, praktis sekarang berhenti total. Sementara yang masih minta dipasok, jumlahnya tidak seperti biasa. Ada penurunan.

Rina selama ini memasok berbagai jenis daging. Di antaranya, daging wagyu untuk steak, slice suki lemak, slice suki tanpa lemak, yoshonoya sedikit lemak, sosis, daging iga, tulang iga, daging rendang, daging sandung lamur, kikil, dan paru. Biasanya yang minta pengiriman, merupakan pengelola rumah makan, kafe, dan katering.

Setelah kebijakan diam di rumah saja muncul terkait pencegahan virus corona, usaha yang dilakoni Rina mulai goyah. Pesanan dari rumah makan dan kafe mengalami penurunan secara bertahap. Sedangkan pengelola katering justru stop sama sekali.

"Dampak virus corona terasa sekali oleh saya. Omzet penjualan makin turun. Beberapa rumah makan dan kafe memang masih minta dikirim. Sementara dari katering tidak ada permintaan," ungkap Rina.

Rumah Daging mengalami penurunan omzet. | dokpri
Rumah Daging mengalami penurunan omzet. | dokpri
Rina memahami jika katering minta stop kiriman. Sebab, sekarang katering juga pasti sepi order. Gelaran hajatan pernikahan atau khitanan banyak yang ditunda. Wajar jika kemudian pengelola katering tidak meminta kiriman daging, karena usaha mereka juga terhenti total.

Jumlah pengunjung ke rumah makan dan kafe juga dipastikan menurun drastis. Cuma mereka masih bisa melayani secara online. Jadi pesanan daging tetap dikirim walau jumlahnya tidak sebanyak dulu.

Rina merasa beruntung, masih ada rekanan yang mau memesan untuk keperluan pribadi. Walau pesanan rekanan tidak sebanyak permintaan rumah makan atau kafe, Rina tetap melayani. Walau keuntungan lebih sedikit, namun itu sangat berarti ketidak tidak ada sama sekali pesanan.

"Saya kirim saja walau jumlah sedikitnya. Paling sekilo sampai dua kilogram. Sementara kalua untuk keperluan rumah makan dan kafe atau katering, biasanya mencapai 10 kilogram. Saya berharap, kondisi kembali normal dan usaha jadi lancar," ucapnya.

Hal yang sama dirasakan Billy sebagai pemasok telur. Semakin ke sini pemasokan telur makin terbatas. Pedagan di pasar, minta penundaan. Mereka juga mungkin khawatir kalau pesan banyak, tapi tidak ada pembeli yang datang ke pasar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun