Mohon tunggu...
Anwar Effendi
Anwar Effendi Mohon Tunggu... Jurnalis - Mencari ujung langit

Sepi bukan berarti mati

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sekolah Libur, Sopir Jemputan Galau

22 Maret 2020   09:08 Diperbarui: 22 Maret 2020   09:18 614
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
SD Rancaloa meliburkan kegiatan belajar mengajar--dokpri

Kebijakan social distancing memastikan kegiatan belajar mengajar libur. Tidak ada aktivitas di sekolah dan kampus. Murid dari tingkat PAUD sampai SMA belajar di rumah. Demikian juga mahasiswa, tidak ada perkuliahan.

Dampak libur sekolah tidak hanya dirasakan guru dan murid. Di tingkat taman kanak-kanak (TK) dan sekolah dasar (SD), ada pihak lain yang ikut terdampak dari kebijakan belajar di rumah.

Profesi yang terdampak akibat libur sekolah, yakni sopir antar jemput siswa. Praktis mereka mengistirahatkan mobil atau motor yang biasa digunakan sehari-hari. Selama 14 hari, ada sopir yang merasa senang, tapi ada juga yang masih galau.

Sopir antar jemput siswa SD Rancaloa, Pepen mengaku antara senang dan tidak saat ada kebijakan sekolah meliburkan kegiatan belajar. Di sisi senang, dirinya bisa istirahat dari rutinitas sehari-hari. Waktu senggangnya pun bisa dipakai untuk maintenance kendaraan.

"Biasanya ada saja masalah pada kendaraan. Sekarang bisa mengecek dan memperbaiki jika ditemukan onderdil-onderdil yang perlu diganti. Kalau mobil dalam keadaan fit, bisa memberikan kenyamanan pada siswa," ujar Pepen.

Tapi Pepen pun merasa galau jika harus menghadapi orangtua siswa yang agak rewel. Memang untuk iuran bulanan biaya antar jemput, sebagian orangtua membayar di muka. Jadi tidak masalah atau artinya pendapatan tidak berkurang walaupun kegiatan belajar diliburkan.

Pepen sopir jemputan siswa SD Rancaloa--dokpri
Pepen sopir jemputan siswa SD Rancaloa--dokpri
"Cuma ada saja orangtua siswa yang rewel, lantas mempertanyakan soal liburan sekolah. Mereka seperti tidak rela sudah membayar lantas sekolah libur. Biasanya di bulan ke depannya, dia minta keringanan biaya," ucapnya.

Untuk biaya antar jemput siswa di SD Rancaloa, Pepen memberlakukan tarif termurah Rp 120.000 higga Rp 300.000. Iuran bulanan yang berbeda-beda itu, tergantung jarak siswa yang diantar dan dijemput dari rumah ke sekolah. Semakin jauh jaraknya maka biaya pun bertambah.

Kegalauan yang sama dirasakan sopir antar jemput siswa SD Cisaranteun Kidul, Aep Sutia. Menurut Aep, harusnya orangtua siswa menyadari, kalau libur belajar bukan keinginan dari para sopir. Kondisi itu diambil sebagai kebijakan yang mendadak.

Aep Sutia, sopir jemputan SD Cisaranteun Kidul--dokpri
Aep Sutia, sopir jemputan SD Cisaranteun Kidul--dokpri
"Tidak etis juga kalau sudah bayar iuran kemudian diminta lagi. Tapi tetap saja kadang ada ibu-ibu yang merengek-rengek. Kalau sudah begini urusannya jadi susah. Saya juga jadi bingung," tutur Aep.

Selain menghadapi ibu-ibu yang rewel, lanjut Aep, usaha mobil antar jemput siswa kini menghadapi persaingan usaha sejenis tapi menggunakan motor. Uniknya lagi pelaku usaha antar jemput siswa dengan menggunakan motor, dulunya justru menitipkan anaknya pada antar jemput mobil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun