Mohon tunggu...
Putri Sulastri Anggraini
Putri Sulastri Anggraini Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswi

XII MIPA 6 SMAN 1 PADALARANG

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Siapa Dia Sebenarnya?

16 Februari 2020   23:51 Diperbarui: 17 Februari 2020   00:05 340
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pagi itu,suara kicau burung saling bersahutan,sang mentari pun mulai menampakan wujudnya bersama dengan semilir angin yang membuat pucuk-pucuk tanaman menjadi bergoyang. Ku langkahkan kakiku untuk beranjak kearah kamar mandi,agar ku bisa membersihkan tubuhku. Kemudian, kugerakkan ragaku menuju tempat yang biasa kukunjungi setelah ku lakukan kegiatan sehari-hari yang monoton ku kerjakan. Lalu, kembali ku teringat peristiwa itu, dimana semuanya berasal.

Perkenalkan namaku Sahara, siswi kelas 12 di SMA Negeri yang cukup terkenal. Mungkin,kisahku ini sama seperti kisah anak lainnya,yang mengalami perubahan dalam diri saat masa remajanya. Entahlah itu membawa kebaikan ataupun keburukan bagi yang lain ataupun diriku sendiri. Dan bagiku, ini adalah kisah yang membuatku dapat kembali dari keterpurukan saat itu. Keterpurukan yang terus menelanku dan menarikku menuju dasarnya sehingga sangat sulit untuk berenang agar mencapai ke permukaan. Sampai mereka semua datang, lalu mencoba untuk membantuku terlepas dari tarikan pusaran itu.

Dan inilah kisahku, seorang anak perempuan yang sedang mencari arti dari jati dirinya begitupun mereka,ya mereka...

****

           

Tett..Tett..Tett.. suara bel tanda pulang sekolah berbunyi,menandakan waktu belajar mengajar telah berakhir dan akan dilanjutkan keesokan harinya.

"Baiklah,pelajaran hari ini cukup sekian." Ucap wali kelas. Kemudian keluar dari kelas.
 "Ahh..Ibu wali kelas memang sangat baik,beruntung sekali mendapatkan wali kelas sepertinya"
"Iya benar,dia juga ramah dan selalu tersenyum kepada orang lain."

"Pingin deh punya ibu kaya Bu Naura,udah cantik baik lagi"

Seperti itulah percakapan yang sering kudengar seusai pelajaran biologi dijam terakhir. Mereka semua memang menyukai wali kelas, karena sikapnya yang ramah dan baik kepada semua orang, aku pun berfikiran sama seperti mereka, tetapi aku paling tidak suka bila beliau sudah menceramahiku dengan nasihatnya yang panjang itu hanya karena sikapku yang perlu di didik lebih keras oleh kedua orang tuaku. Beliau menganggap sikapku yang tidak selalu memperhatikan semua pelajaran dengan baik adalah sebuah didikan yang salah dari kedua orang tuaku.

Setelah ku masukan buku-buku ku ke dalam tas, kemudian ku langkahkan kakiku keluar sambil memakai earphone dan memutar lagu-lagu kesukaanku. Inilah kebiasaanku bila sedang bosan ataupun untuk meredakan emosi dalam hatiku. Dan sesampainya di ujung lorong, ku lihat tubuh tegap khas seorang pria dengan seragam sekolah dan lambang OSIS yang selalu melekat pada tangannya sedang berdiri menghadap gerbang sekolah dan sesekali tersenyum kepada orang yang menyapanya atau hanya sekedar berjabat tangan dengannya. Dia terus melakukannya sampai dia menyadari bahwa aku telah berdiri disampingnya sambil terus memainkan handphoneku yang sebenarnya hanya memindahkan menu aplikasi yang tetera disana.

"Baiklah,sekarang ayo kita pulang,jangan lupa kenakan penutup kepalamu agar tidak terkena hujan." ucapnya seraya menarik topi dari hoodie yang kukenakan.
            "Hmm..lagipula ini hanya gerimis," balasku malas sambil mengganti lagu di mp3.
            "Jangan remehkan hujan walau gerimis,dia bisa membuatmu sakit. Kau tau ada banyak sekali kandungan zat berbahaya dalam air hujan,yah..walaupun hujan juga mempunyai segudang manfaat tapi dia..," ucapnya terpotong akibat balasanku.
            "Baiklah baiklah,aku tahu tentang itu tidak perlu kau jelaskan".
            "Aku lupa kalau kau sang legenda..haha..," ucapnya geli sambil sesekali tertawa kecil.
            "Hmm..," jawabku kemudian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun