Mohon tunggu...
Rini Widayati
Rini Widayati Mohon Tunggu... SWASTA -

Pingin jadi Ibu yang berhasil buat anak-anak dan keluarga.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Untuk Wanita-wanita Cantik

29 Agustus 2015   12:09 Diperbarui: 29 Agustus 2015   12:18 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Hari ini saya baru dapat kabar terbaru dari sahabat dekatku. Kondisinya semakin kurus dan sudah dua hari tidak mau makan. Sumber pendarahan belum diketahui karena pet scan di rumah sakit rusak lagi. Padahal sudah tiga minggu menginap di sana menunggu pet scan. Mudah-mudahan re-schedule hari Senin, 31 Agustus benar adanya. Karena argo tagihan di rumah sakit jalan terus. Semakin hari semakin membengkak.

Dulu aku mengenalnya sebagai sosok yang energik. Orangnya pintar, bahasa Inggrisnya jago, dan dia baik pada siapapun. Dan adalagi yang membuatku senang bersahabat dengannya: orangnya nggak pernah basa-basi.

Sudah setahun kenangan bersamanya terlewatkan. Kanker paru-paru telah menggerogoti sosoknya yang cantik jelita. Sudah hampir dua belas bulan dia fight sampai ke Guongzhu - Cina untuk mengobati kankernya yang sudah stadium IVB. Dari kemo sampai radioteraphi.

Akhir Juli yang lalu seharusnya jadwal terakhir dia untuk berkunjung ke Cina untuk mengecek final result perjuangannya selama ini. Kira-kira cancer marker-nya masih ada atau tidak.

Tetapi Allah berkehendak lain. Di dua hari menjelang keberangkatannya, dia drop sedrop-dropnya. HB turun hingga 6 koma sekian. Badan lemas seperti tidak bertulang. Allah masih mengujinya dengan tambahan sakit. Diperkirakan ada kista di tubuhnya dan menghambat proses buang air kecilnya. Ditambah lagi terjadi pendarahan di dalam tubuh yang belum diketahui sumbernya.

Hingga terakhir hari ini yang kudengar, kondisinya masih tergolek lemah di rumah sakit menunggu pet scan.

Masih tergiang ketika dia berpesan kepada kami sahabat-sahabatnya: wajah cantik tiada guna kalau sudah menderita seperti ini. Jadi kalau kalian kebetulan dianugerahkan wajah cantik seperti yang pernah saya banggakan, tidak perlu sombong. Ingatlah, tidak ada yang bisa mengetahui apa yang akan menimpa kita kemudian hari. Kalian tahu berapa laki-laki yang antri di belakangku untuk mendapatkan perhatianku. Itu yang pernah membuatku takabur ... maka itu tidak perlu bangga dengan wajah cantik.

Saya hanya terisak mendengarnya ... Allah tidak akan menguji di luar batas kemampuan kita dan mudah-mudahan kesembuhan akan menghampiri sahabat kami. Dan sakit ini mudah-mudahan jadi pencuci atas dosa-dosa yang mungkin pernah diperbuatnya. Amin. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun