Mohon tunggu...
Pecandu Sastra
Pecandu Sastra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Jurnalis dan Penulis

Freelance || Writer || Reading || Cofee || Sampaikanlah Kebenaran Dengan Pemahaman Orang Banyak || Manjadda wa Jada || E-Mail: pecandusastra96@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Memaknai Perjalanan Meneguhkan Keimanan | 99 Cahaya di Langit Eropa

1 Juni 2023   08:51 Diperbarui: 1 Juni 2023   08:59 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
99 Cahaya di Langit Eropa, Novel Hanum Salsabiela Rais dan Angga Almahendra. Gambar oleh Pecandu Sastra©2023. Istimewa

Makna sebuah perjalanan harus lebih besar dari pada menikmati keindahan dari satu tempat ke tempat lainnya. Bukan sekadar mengagumi dan menemukan tempat-tempat unik di suatu daerah dengan biaya semurah-murahnya. Tapi, perjalanan harus bisa membawa pelakunya naik ke derajat yang lebih tinggi, memperluas wawasan, sekaligus meneguhkan keimanan.

Kalimat pembuka yang saya kutip dari blurb Novel 99 Cahaya di Langit Eropa karya Hanum Salsabiela Rais dan Angga Almahendra ini mengingatkan saya kembali akan makna sebuah perjalanan. Hal itulah yang terus saya terapkan pada diri, dari sebuah perjalan harus ada sesuatu yang berharga (pengalaman, wawasan, dan lainnya).

Memakai bahasa akrab dari kalangan santri pondok pesantren,  yaitu; rihlah. Rihlah ialah perjalanan ke suatu tempat dalam rangka mencari ilmu dan mengambil hikmah dengan tujuan akhir sebagai upaya meningkatkan level keimanan. Para ulama-ulama juga sejak dahulu melalukan hal demikian. Nah, buku 99 Cahaya di Langit Eropa ini merupakan bagian dari rihlah yang istimewa dari penulis. Karena perjalanan mereka bukan sekadar memanjakan mata (cuci mata), penyegaran otak (refreshing), melainkan bentuk dari rihlah. Sebab ada banyak pengetahuan dan ilmu yang dikupas dari perjalanan tersebut.

Banyak hikmah yang telah mereka petik dari perjalanan semasa tiga tahun berada di bumi Eropa. Membuka pemahaman terhadap perspektif yang baru, mendapatkan pengalaman spiritual yang tidak biasa, dan semakin terdorong untuk menjadi muslim yang kaffah melalui pesan yang terus mereka sampaikan sepanjang tulisan yang mengisahkan perjalanan mereka, yaitu; menjadi agen muslim yang baik.

BACA JUGA :

       • Tiga Puluh Jam Bersama Habibana

       • Mengenal Rasa, Mengenal Diri, Mengenal Sang Cipta Rasa

Kehidupan kedua penulis di Wina, Austria, tidak hanya memberikan pengalaman hidup di tengah masyarakat yang pelan-pelan semakin tidak mempercayai akan adanya Tuhan, melainkan juga kedalaman tentang agama yang dipeluknya. 

Perjalanan keduanya ke berbagai negara di Eropa bukan saja berkisah tentang indahnya berbagai arsitektur, pesatnya kemajuan negeri Barat, namun juga menapak sejarah, sakit hati, kebanggaan, dan harapan akan masa depan Islam dan muslim di seluruh dunia.

Bagiku, buku ini amazing traveler, selain menambah wawasan, melalui buku ini juga kita diajak jalan-jalan menapaki Eropa dengan visualisasi dari imajinasi yang dihidupkan melalui rangkaian kata demi kata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun