Mohon tunggu...
Peb
Peb Mohon Tunggu... Arsitek - Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Bersukarialah dengan huruf, kata dan kalimat. Namun jangan ambil yang jadi milik Tuhan, dan berikanlah yang jadi hak kaisar.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Sumbu Pendek Fadli Zon Ledakkan Prabowo, Beda Ellen Maringka

3 Juni 2014   22:05 Diperbarui: 23 Juni 2015   21:45 1495
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_327232" align="aligncenter" width="620" caption="Foto : https://assets.kompas.com/data/photo/2010/12/29/1139273620X310.jpg"][/caption]

Fadli Zon adalah bintang muda politik kontemporer Indonesia. Dia hadir tepat disaat iklim demokrasi memungkinkan dia jumpalitan bergaya logika terbalik, dan beruntung singgah di partai yang cocok untuk karakternya.

Sebenarnya Fadli Zon satu satu angkatan dengan Budiman Sujatmiko dan Anis Baswedan dalam meniti tahapan politik. Dua bintang muda asal kawah candradimuka Yogyakarta itu telah lama eksis dan kedengaran sejak jaman demokrasi kuda gigit besi ala orde baru.

Hanya dalam perjalanannya sedikit berbeda, Budiman Sujatmiko galak diusia abg, namun adem diusia emas terlebih setelah dia menyelesaikan pendidikannya yang tertunda. Dia pun akhirnya meraih gelar pasca sarjananya di luar negeri. Dia kenyang bergerilya lewat politik bawah tanahnya, mengerogoti pilar dan lantai kebijakan orde baru, dan saat dia muncul tepat di ruang bui ode baru.

Sementara Anis Baswedan, bintang kampus biru mainnya di permukaan. Dia adalah bintang bundaran UGM awal tahun 90-an. Perjuangannya lebih elegan sebagai anak kampus beneran dengan bawa jaket almamater, hampir mirip dengan Fadli Zon di Depok. Sementara Budiman Sujatmiko tak bawa jaket kampus, hanya ada kartu mahasiswa yang kadaluarsa di dompet kumalnya dari satu persembunyian ke persembunyian berikutnya.

Perjalanan waktu, ketiga orang ini bukan lagi hanya sekedar sarjana S1 tapi udah lebih. Mereka rata-rata S4 dan S5 (lulus SD, SMP, SMA, SI, S2). Dari jumlah S itu saja sudah menunjang deret panjang yang terlihat. Seperti kiprah mereka saat ini.

[caption id="attachment_327236" align="aligncenter" width="400" caption="foto :http://www.rimanews.com/sites/default/files/imagecache/article/fadli-zon_pdip-590x442%281%29_2.jpg"]

14017831381034910183
14017831381034910183
[/caption]

Namun dari ketiga bintang muda itu, sumbu Fadli Zon lah yang paling pendek. Herannya justru saat dia sedang di usia emas. Ini mirip dengan Budiman Sujatmiko saat berusia abg dalam mengayuh dunia politik negeri ini. Fadli Zon terlihat selalu agresif dalam debat, cenderung meledak-ledak dan emosional dengan gaya jumpalitan dan jungkir balik yang bikir kotor jubahnya sendiri. Orang melihatnya jadi gemes pengen nganu. Sementara kedua rekannya, lebih elegan memikul deret S yang panjang itu. Apanya yang salah, ya?

Karakter sumbu pendek Fadli Zon ini bisa dimaknai beragam. Dari cara, sikap dan perangai meledak-ledaknya saat maju ke tampil, serinhkali terlihat lost control. Dia kehilangan konsep tutur sebagai orang sekolahan tinggi. Jadinya seperti tukang obat di tepi jalan yang manas karena tak laku atau obatnya dikembalikan pembeli.

Peluang Prabowo fifty-fifty untuk menjadi presiden di atas kertas. Ya, jelas dong...pesertanya hanya dua orang. Walau di pasar taruhan gelap-gelapan di luar setadiyon, si Jokowi dijagokan menang di leg pertama dan terakhir ini.

Bila Prabowo menang pilpres, tentu Fadli Zon ikut menikmati. Kemungkinan dia akan jadi pejabat publik setingkat menteri. Nah, dengan hulu ledaknya yang tinggi, dikuatirkan dia akan meledak di tempat dan waktu yang tidak tepat dalam membela kebijakan Presiden RI Prabowo Subianto. Ledakan itu membuat hancur citra Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun