Mohon tunggu...
Peb
Peb Mohon Tunggu... Arsitek - Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Bersukarialah dengan huruf, kata dan kalimat. Namun jangan ambil yang jadi milik Tuhan, dan berikanlah yang jadi hak kaisar.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Membangun Ide Menulis Agar "Tak Dipatok Ayam"

7 Desember 2017   12:42 Diperbarui: 7 Desember 2017   16:49 3637
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber ilustrasi : https://thumb9.shutterstock.com/display_pic_with_logo/2117717/646650052/stock-photo-creative-ideas-identity-product-develop-design-646650052.jpg

"Tulislah apapun yang ada dibenakmu. Jangan biarkan ide menguap oleh ketakutan diri yang tak jelas bentuk dan alamatnya. Ide tak mengenal ukuran kecil, sedang atau besar karena ide merupakan dimensi waktu. Ide  tak pernah mau menunggu seorang penakut yang bertahan pada masa lalu."

Upaya memulai kegiatan menulis seringkali jadi persoalan besar bagi sejumlah orang. Kekuatiran "apakah tulisan saya bisa bagus?" atau  "mulai menulis dari mana" atau "akan menulis apa" atau "bagaimana cara menuliskannya" merupakan "item-item jejadian" yang mengekang awal gerak seseorang yang berada di pintu depan "ruang menulis". Mereka menjadikan "item-item jejadian" itu sebuah alasan untuk tak melakukan apapun sementara tanpa disadari ide di dalam pikiran bagai bunga kecil yang sedang tumbuh. Lamanya ide dipenjara "item-item jejadian" menyebabkan ide tersebut terbunuh sebelum mekar dan berkembang jadi tanaman indah dan berkhasiat bagi si penulis dan orang lain.

Ketika ide kemudian "pergi entah kemana", dan tak lama berselang kemudian muncul tulisan orang lain yang "mirip idenya" dengan yang pernah kita miliki maka muncul lah penyesalan diri. Seolah Ide dirampas orang lain. Disinilah keunikan "dimensi ide" yang seringkali kejam.

Ide muncul dari moda-moda angkutan umum issue/peristiwa yang sedang berjalan dan berada dalam putaran waktu yang cepat. Ide sama sekali  tak mau menunggu siapapun yang lambat mengambil keputusan saat berada di kawah isu. Agar ide tak dirampas orang lain, atau bunga kecil ide tak mati terbunuh item-item jejadian maka segeralah menulis dengan kata atau kalimat apapun yang ada dibenak. Persoalan "mulai darimana" atau "apakah tulisan saya nanti bisa bagus?" atau "akan menulis apa" atau "bagaimana cara menuliskannya" itu bisa diurus belakangan. Yang penting adalah segera memilih salah satu moda angkutan issue, dan "menaikinya secara riang gembira". Nanti ide bisa dikembangkan lebih lanjut dan ditata sembari mengendarai moda angkutan issue.

Ide Manulis Terkait Waktu

Ide menulis secara tidak langsung terkait erat dengan "waktu", yakni bagaimana sebuah ide bagus muncul seringkali begitu tiba-tiba. Sebaliknya, dapat pula hilang begitu saja ketika sang calon penulis mengabaikan "waktu". Pada sejumlah orang yang memiliki ingatan kuat dan manajemen pikiran yang rapi dan terlatif, ide tulisan dapat di kunci di issue yang sejak awal sudah dia pilih. Misalnya tiba-tiba muncul ide menulis tentang gaya hidup artis cantik A yang sedang dihebohkan media sebagai Pelakor. Issue besarnya adalah Artis A sebagai Pelakor.

Banyak aspek yang menarik tentang 'skandal Pelakor' si Artis yang jadi perhatian publik. Satu perspektif (sebagai ide besar) tiba-tiba muncul di benak anda karena sering mengamati gaya hidup dan cara komunikasinya di infotainmen. Bisa jadi posisi anda adalah salah satu fans si Artis, atau justru Hatersnya. Posisi anda itu merupakan bahan bakar yang sangat kuat menggerakkan anda. Ketika issue besar skandal Pelakor muncul di ruang publik, muncul pula ide anda mengupas keterkaitan gaya hidup dan cara komunikasi si artis. 

Keterkaitan "hal" yang anda ingin angkat  bersifat ekslusif---hanya ada dalam ide brilyan anda. Bila sesegera mungkin ditulis akan sangat menarik dan jadi ekslusif, berupa pandangan yang jarang dipikirkan orang lain. Perlu dipahami bahwa sebuah tulisan bisa menarik karena ketepatan pemilihan diksi dan kandungan novelty (kebaruan) sudut pandang yang dituliskan. Nah, disinilah "Titik Kritis Ide" tersebut. Bila anda sebagai calon penulis issue tersebut tak segera menyimpan atau menuliskan "ide" anda tersebut maka besar kemungkinan hilang dan "dipatok ayam". Hahahaha!

Kalau sudah dipatok ayam, tentu saja anda tidak bisa atau sulit membangun ide menjadi sebuah tulisan yang 'rancak bana'! Jadi, jangan abaikan waktu saat ide menulis muncul, sebaliknya, jangan pula tergantung pada waktu tunggu ide menulis muncul. Hal terbaik adalah sering masuk ke moda-moda issue aktual yang sedang hilir mudik di depan mata.

Peb7/12/2017

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun