Mohon tunggu...
Peb
Peb Mohon Tunggu... Arsitek - Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Bersukarialah dengan huruf, kata dan kalimat. Namun jangan ambil yang jadi milik Tuhan, dan berikanlah yang jadi hak kaisar.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Error Kompasiana, Ujian Cinta Kompasianer

27 Oktober 2016   04:53 Diperbarui: 27 Oktober 2016   05:10 269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gamber ; kompasiana.com

"Kompasiana Error, ya?
"Kalau tidak Error bukan Kompasiana namanya."
"Lho, nama Kompasiana berubah nama jadi Error?"

-----

Demikianlah percakapan singkat dua Kompasianer. Mereka melabel suatu dinamika tertentu yang terjadi di Kompasiana dengan frasa Error. Sementara sebelumnya Kompasiana tak punya frasa Error. Kompasiana hanya tahu namanya adalah Kompasiana.

Kalau kemudian dikatakan Kompasiana itu (identik atau sama dengan) Error, maka ada yang 'unik' di bangunan relasi Kompasiana dengan Kompasianer. Disisi lain, sebagai suatu catatan bahwa Error dibawa Kompasianer kedalam relasinya dengan Kompasiana.

Bila melihat para Kompasianer yang tak mau meninggalkan Kompasiana dalam situasi apapun ; dalam untung dan malang, dalam suka dan duka, dalam kelancaran akses atau tidak bisa diakses, mendapat HL dan pilihan atau dicuekin, maka pertanyaannya, apakah labeling Error disematkan Kompasianer untuk menambah kualitas relasinya dengan Kompasiana?

Bila melihat bahwa Error berasal dari (pikiran) Kompasianer, maka pertanyaannya adalah ; apakah Error merupakan mindset sekaligus personafikasi Kompasianer yang mereka perluas di Kompasiana sebagai upaya mendapatkan belahan jiwa atau kawan senasib?

Error, Personifikasi dan Kualitas Relasi Kompasianer-Kompasiana

Hidup Kompasiana dibangun para pengelola (Admin) Kompasiana. Selain itu, keberlangsungan hidupnya tergantung pada para Kompasianer. Percuma Kompasiana dibangun, tapi tak ada Kompasianer.

Didalam hidupnya, Kompasiana punya dinamika kepengelolaan. Ada masa-masa sulit di internalnya misalnya mengalami 'rusak mesin server'. Oleh pengelola mesin itu diupayakan perbaikan agar bisa bertahan hidup.

Server bisa diibaratkan Jantung-sebuah organ vital media online. Dalam kondisi normal maka ia bekerja selama 24 jam tanpa henti. Bayangkan saja bila jantung manusia berhenti 2 jam, hampir dipastikan akan mati. Namun di Kompasiana hal itu tidak berlaku.

Ketika Jantung (server) Kompasiana mengalami gangguan akut dan 'berhenti bekerja', Kompasiana tidak mati permanen.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun