Selama pertandingan para pemain lebih banyak bagai bingung sendiri dalam pengolahan bola. Tidak adanya kerjasama tim dalam satu pengertian konsep tertentu khususnya di lini tengah dan belakang, serta mubazirnya penguasaan bola di lini depan tidak mencerminkan sebuah tim nasional sepakbola yang dilatih pelatih hebat.Â
Hal ini jelas kesalahan Shin Tae-yong, selain  tentu saja para pemain.Â
Apa yang terjadi di lapangan bukan lagi domain pengurus PSSI. Emangnya ketua PSSI atau anggota Exco PSSI yang berlari-lari merebut dan menendang bola? yee kaan? yeee kaan? heu heu heu...Â
Kalau dalam tempo dekat ini permaianan Timnas Indonesia tidak mengalami perubahan yang sigifikan, maka tak heran Shin Tae-yong bakal terancam.Â
Saat terancam itu, Shin Tae-yong akan mengeluarkan jurus klise yakni meminta diadakannya naturalisasi di PSSI. Ini sebuah cara pragmatis, jauh dari sebuah proses.
Hal ini menjadi sebuah paradoksal Shin Tae-yong. Di satu sisi ia menjanjikan proses pembangunan kualitas permainan timnas, bukan prestasi.
Namun disisi lain, Shin Tae-yong ketakutan sendiri kalau tidak punya prestasi. Lalu ia melakukan aksi sangat pragmatis, yakni naturalisasi.
Kalau sudah begini, dunia sepakbola Indonesia, khususnya Timnas Indonesia akan terus diberikan janji-janji atau mendapatkan banyak kepalsuan.
----
peb27012022