Mohon tunggu...
Peb
Peb Mohon Tunggu... Arsitek - Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Bersukarialah dengan huruf, kata dan kalimat. Namun jangan ambil yang jadi milik Tuhan, dan berikanlah yang jadi hak kaisar.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Baliho Politisi, Agenda Tersembunyi di Dalam Multi Tafsir Gambar

15 Agustus 2021   13:03 Diperbarui: 15 Agustus 2021   13:39 547
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Baliho politisi berupa foto diri beberapa tokoh politik berukuran besar kini marak terpajang di simpang dan tepian jalan utama di berbagai kota dan desa. Bukan hanya ukuran balihonya saja yang besar, namun juga gambar wajah di dalam baliho itu seakan memenuhi baliho.

Baliho politisi yang tampak menonjol adalah yang bergambar wajah Puan Maharani dari Partai PDIP, Erlangga Hartarto dari Partai Golkar, Agus Harimurti Yudhoyono dari Partai Demokrat, dan Muhaimin Iskandar (Cak Imin) dari Partai PKB. 

Disaat maraknya baliho politisi itu, suasana batin rakyat di berbagai wilayah sedang muram karena pandemi Corona yang sudah berlangsung lama. 

baliho politis Airlangga Hartarto, sumber gambar kompas.com
baliho politis Airlangga Hartarto, sumber gambar kompas.com

Selain "ketakutan" terpapar virus Corona 19, ruang gerak dibatasi aturan PPKM, relasi sosial budaya yang seolah dipaksa untuk berubah, rakyat juga menderita secara ekonomi. Hal itu membuat rakyat jadi sangat sensitif sehingga emosinya mudah tersulut kemarahan, kekecewaan, atau sikap apatis terhadap pemerintahan Jokowi---yang saat ini giat melakukan berbagai upaya penyelamatan.

Foto diri politikus menampilkan wajah cerah, segar, tersenyum dan tampak energik. Hal itu memuat suatu makna dan pesan tertentu di tengah penderitaan rakyat kecil yang sedang mengalami pandemi Corona secara masif. 

Pemaknaan publik secara "nyinyir" (negative thinking) mengatakan para politisi itu tidak peka penderitaan rakyat. Rakyat dibuat muak dan kesal. Wajah tersenyum seolah "mentertawakan" rakyat yang sedang menderita. Wajah tersenyum itu dimaknai sebagai sikap tidak empati---yang menjauhkan diri dari rasa kebersamaan.

baliho politis AHY, sumber gambar kompas.com
baliho politis AHY, sumber gambar kompas.com

Namun secara positif thinking, senyum politisi di tengah penderitaan rakyat bisa juga dimaknai sebagai bentuk perhatian tokoh elit politik terhadap rakyat. Mereka diajak untuk tetap optimis menghadapi penderitaan selama pandemi Corona

Rakyat diyakinkan bahwa mereka masih punya pemimpin yang kuat, energik, dan optimis mampu membawa rakyat keluar dari penderitaan.

Bayangkan bila rakyat sedang menderita dan berwajah muram, kemudian pemimpinnya juga ikut-ikutan berwajah muram, tanpa spirit optimisme maka akan tercipta pandangan dan suasana di ruang publik kota yang tampak muram sehingga rasa penderitaan itu makin terasa berat.

baliho politis Muhaimin Iskandar, sumber gambar detik.com
baliho politis Muhaimin Iskandar, sumber gambar detik.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun