Mohon tunggu...
Peb
Peb Mohon Tunggu... Arsitek - Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Bersukarialah dengan huruf, kata dan kalimat. Namun jangan ambil yang jadi milik Tuhan, dan berikanlah yang jadi hak kaisar.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Prabowo dalam Kabinet Jokowi, Kekuatiran Vs Harapan Publik

22 Oktober 2019   18:00 Diperbarui: 22 Oktober 2019   18:38 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar : kompas.com

Sangat wajar bila catatan politik masa lalu Prabowo mencemaskan rakyat bila dia berada dalam pemerintahan Jokowi.

Dikuatirkan  Prabowo sebagai menteri tidak sepenuhnya tunduk kepada Jokowi sebagai atasannya. Prabowo duri dalam daging. Musuh dalam selimut. Tukang gunting dalam lipatan. Kuda troya. Hal paling ekstrim, Prabowo melakukan kudeta!

Bila melihat manuver politis Prabowo bergabung dalam pemerintahan Jokowi tentu dengan kalkulasi yang matang untuk target jangka pendek dan panjang. Disisi lain Jokowi juga memilikinya.

Target jangka pendek Prabowo  dan Gerindra memperbaiki citra diri di hadapan rakyat. Mereka ingin menghapus citra oposan yang lekat kaum radikal, serta cara-cara berpolitik tidak etis yang tersemat sejak pilpres.

Dalam kabinet- kementrian nanti justru Prabowo bisa menunjukkan ke publik bahwa dia nasionalis sejati, pro NKRi, bukan pro khilafah, bukan pro radikalis, dan bukan pendukung kelompok sayap kanan yang sempat tersemat pada dirinya ketika Pilpres 2019 lalu.

Mereka ingin menunjukkan bisa bekerja dalam tim. Menciptakan kepercayaan bagi semua kalangan. Semua itu bisa dilakukan di dalam tim pemerintahan yang bagus.

Menjadi "anak manis" dalam kabinet Jokowi merupakan salah satu jalan penting yang bisa ditempuh untuk membangun citra yang positif. 

Dalam jangka panjang, citra itu bisa membentuk simpati dan kepercayaan rakyat. Dengan modal itu, mereka bisa ikut kontestasi Pilpres secara elegan pasca pariode Jokowi tahun 2024 dan seterusnya.

Menjadi orang atau pihak bikin onar di dalam kabinet (jadi kuda troya) sangat tidak menguntungkan Prabowo yang tengah membangun citra positif. 

Apalagi melakukan kudeta yang identik aksi inkonstitusional. Tentu rakyat tidak tinggal diam. Akibatnya bisa sangat parah, yakni kekacauan dan pertumpahan darah anak negeri. Apa yang bisa didapatkan? 

Para negara tetangga pun akan menghukum dengan caranya, sangsi internasional menunggu.  Mereka juga merasa terancam oleh  pemimpin yang merebut kekuasaan secara inkonstitusional terhadap pemerintahan sah yang telah mendapatkan banyak prestasi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun