Mohon tunggu...
Peb
Peb Mohon Tunggu... Arsitek - Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Bersukarialah dengan huruf, kata dan kalimat. Namun jangan ambil yang jadi milik Tuhan, dan berikanlah yang jadi hak kaisar.

Selanjutnya

Tutup

Analisis Artikel Utama

Hasil Survei Litbang Kompas, Kenikmatan Ekstasi pada Dua Kamar

21 Maret 2019   12:22 Diperbarui: 22 Maret 2019   19:29 1650
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar ; kompas.com

Ini bukan lagi sekedar menang atau kalah Pilpres. Tapi sebuah kemenangan bersama. Sebuah kenikmatan yang dibagi bersama demi kenikmatan komunal. Suatu kenikmatan yang sangat sayang bila dilewatkan. Anda senang, kami segan. Anda tak senang, kami abaikan.

Begitulah, abaikan saja sebagian pihak yang mencibir kenikmatan itu. Mereka tidak merasakan betapa kenikmatan itu membuat semua rasa perih, galau, gundah dan kecemasan hilang seketika.

Kira-kira begitulah kenikmatan dari hasil terbaru survei terbaru Litbang Kompas. Elektabilitas Jokowi-Ma'ruf 49,2 Persen, Prabowo-Sandiaga 37,4 Persen.

Kubu 02 menikmati survei itu sebagai kenikmatan ketika elektabilitasnya naik signifikan. Berbeda dengan sikap mereka terhadap berbagai survei yang beredar sebelumnya. Ini sebuah kejutan. Dan imaginasi tersendiri, yang membawa harapan.

Begitu juga kubu 01, penuh nikmat dikeunggulan dua digit. Tak beda dengan berbagai survei sebelumnya. Kini kenikmatan itu lebih dalam. Membawa pada imaginasi, sebuah dunia yang lain yang mendekati kenyataan.

Hasil survei itu bagai ekstasi kedua kubu. Mereka menikmatinya di dalam masing-masing kamar. Tak saling mengganggu. Walau berada dalam dentuman musik kurang lebih sama. Itulah sejatinya sebuah kenikmatan dan suasana merasakan kenikmatan.

Survei Litbang Kompas tadinya hanya zat aditif. Dan ternyata bisa menawarkan jalan tengah di saat yang tepat. Saat segala kegalauan akan realitas timpang yang relatif. Realitas dari aburditas politik yang mendera harapan, impian dan ambisi. Realitas yang sejatinya berada di ruang syahwat dan hasrat primitif yang bagai tak kunjung tertuntaskan.

Aditif itu menggoda. Diraih. Masuk ke dalam tubuh politis. Bersenyawa. Menggetarkan sendi-sendi lelah. Membangkitkan imajinasi. Menyajikan rasa nyaman dan kesembuhan pada resah dan luka-luka. Membawa kepada realitas lain. Bahagia tak terkira.

sumber gambar ; tribunnews.com
sumber gambar ; tribunnews.com
Survei Litbang Kompas datang menjadi ekstasi. Menciptakan kegembiraan. Berpesta kata di dunia maya. Dari satu titik share ke share lain. Dari satu gumpalan diksi ke diksi lain. Berkembang biak. Memamah biak.Menciptakan aneka kenikmatan di setiap sel. Dari satu sel hidup ke sel hidup yang lain. Dalam kecepatan yang sama.

Diksi-diksi itu seperti dentuman musik yang hingar bingar. Membawakan sensasi baru di persenyawaan aditif tadi. Diksi itu bagai tangga. Dinaiki satu demi satu. Dengan energi entah darimana. Tak lagi perlu tahu.

Pada saat itulah. Beragam realitas galau masa depan politik jadi terlupa sejenak. Semangat menyerang lawan seakan tak lagi punya tempat. Selain, kesenangan demi kesenangan diperbaharui liarnya diksi-diksi yang dipacu terus oleh kekuatan aditif survei Litbang Kompas.

Ini momen penting. Tak kalah pentingnya dari beragam proses yang telah dilalui kemarin, minggu lalu, bulan lalu, dan tahun lalu. Momen itu bagai puncak. Tempat bendera kemenangan kelak dikibarkan. Penuh sorot lampu kamera. Penuh kilat bliz tak henti menyambar rasa. Pengantar kegembiraan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun