Mohon tunggu...
Peb
Peb Mohon Tunggu... Arsitek - Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Bersukarialah dengan huruf, kata dan kalimat. Namun jangan ambil yang jadi milik Tuhan, dan berikanlah yang jadi hak kaisar.

Selanjutnya

Tutup

Hukum Pilihan

Soal Korupsi Romahurmuziy, Jokowi Melanjutkan yang Pernah SBY Lakukan

18 Maret 2019   22:42 Diperbarui: 18 Maret 2019   22:46 804
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
SBY dan Jokowi, sumber gambar : kompas.com


Korupsi dalam tingkat elit politik tak akan hilang selama setan politik dan politik setan tak pernah puas pada kekuasaan dan harta

 

Tertangkapnya Romahurmuziy atau biasa dipanggil Romi berfek pada lingkungan politiknya. Saat tertangkap, Romi merupakan ketua Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang merupakan partai tua dan besar pengaruhnya di masyarakat. Bila ditarik kebelakang lagi, Romi berasal dari keluarga intelektual, aktifis ormas besar dan agamis. Ayahnya seorang profesor terpandang di perguruan tinggi keagamaan yang ternama serta pendiri ormas besar. Kakeknya adalah mantan menteri agama jaman orde lama dan aktifis ormas besar. Sedangkan dia sendiri merupakan alumnus PTN bidang teknik yang ternama di negeri ini.

Dapat dibayangkan bagaimana terpukulnya partai PPP dan keluarga besar Romahurmuziy atau Romi ketika mengetahui Romi terkena OTT KPK. Ditambah sorotan publik di lingkungan kerabat, teman, lingkungan kerja, tempat tinggal dan seterusnya. Antara percaya dan tidak percaya, keluarga besar dan partai harus menerimanya.

Romahurmuziy dan Jokowi 

Selain itu, yang menjadi sorotan publik saat ini adalah Tim Koalisi Nasional (TKN) dan Jokowi. Romi merupakan anggota yang aktif pada pemenangan Jokowi/ Amin dalam Pilpres 2019. Dia adalah anggota dewan penasehat tim kampanye yang berisi ketua-ketua partai koalisi pendukung Jokowi/Ma'ruf Amin.

Sebelum terkena OTT, keberadaannya di dalam tim tersebut sangat diperhitungkan mengingat selain mewakili partainya, dia juga memiliki kedekatan personal dengan Jokowi. Pada sejumlah momen terlihat kebersamaan Romi dengan Jokowi dan tim kerja kampanye. Terlihat bahwa ada jalinan chemistry yang cocok antara Jokowi dan Romi dalam memandang persoalan bangsa dan negara ini, dan dalam cara berkomunikasi politik dengan publik.

sumber gambar : https://nasional.kontan.co.id/news/kpk-tetapkan-ketum-ppp-romahurmuziy-tersangka-kasus-suap-jabatan
sumber gambar : https://nasional.kontan.co.id/news/kpk-tetapkan-ketum-ppp-romahurmuziy-tersangka-kasus-suap-jabatan
Kontan saja sebagian publik, khususnya yang berseberangan politik kemudian mengaitkan keburukan korupsi itu dengan Jokowi. Jokowi dianggap "berteman baik" dengan koruptor dan akan melindungi Romi dalam kasus hukumnmya. Hal itu jadi sajian gorengan renyah lawan politik kepada publik. Tujuan lawan politik Jokowi ingin menjatuhkan citra Jokowi di mata rakyat.

Secara resmi tim pemenangan Jokowi/Amin (TKN) sudah menjelaskan kepada publik melalui berbagai media bahwa tidak ada intervensi hukum dari Jokowi selaku presiden terhadap Romi. Proses hukum pada Romi akan terus berjalan sesuai mekanisme yang ada.

Mencontoh Langkah Baik SBY

Apa yang dilakukan Jokowi (dan tim) bukan hal yang baru dalam sejarah rezim pemerintahan di negeri ini. Pada masa pak SBY memimpin negeri ini, partai Demokrat dan koalisinya pernah mengalami hal serupa. Bahkan, ibarat pukulan badai, lebih dahsyat lagi dibandingkan yang pernah dialami partai atau koalisi manapun, termasuk Jokowi. Saat itu, SBY selain sebagai presiden RI, juga menjadi Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat. Demokrat dan SBY bagai identik. Karena pak SBY merupakan pendiri partai Demokrat.

Badai besar pun datang menghantam Demokrat. Sejumlah kader partai Demokrat yang hebat, terkenal dan jadi primadona baik dalam partai maupun masyarakat terkena kasus korupsi. Mereka ditangkap KPK, baik dalam operasi OTT maupun setelah penyidikan lanjut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun