Mohon tunggu...
Peb
Peb Mohon Tunggu... Arsitek - Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Bersukarialah dengan huruf, kata dan kalimat. Namun jangan ambil yang jadi milik Tuhan, dan berikanlah yang jadi hak kaisar.

Selanjutnya

Tutup

Analisis Artikel Utama

Misteri Saling Janji Gerindra-Demokrat dan Kesah Lirih PKS

20 November 2018   05:34 Diperbarui: 21 November 2018   09:24 1594
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar : merahputih.com

"Mereka berdua mirip anak kecil, ya om?"

"Husss! Jangan sembarangan, nanti kualat kamu dikutuk jadi petai setipis ATM, baru tau!"

sumber gambar : merdeka.com
sumber gambar : merdeka.com
Darah Biru Demokrat vs Gaya Kepemimpinan Prabowo

Soal misteri janji ini bisa menjadi "trik" politik tersendiri. Publik penasaran, sementara awak media "kegatelan" untuk mencari dan menelusuri isi janji itu. Kita tunggu saja, ya...heu heu heu! Soal "ngambeknya" Demokrat itu bersifat relatif. Tergantung cara pandang. Tergantung rasa tanpa Raisa lagi. Itu fakta! Terimalah....

Bisa dipahami, bahwa Demokrat tentu tak mau seperti PAN, walau Sandi sudah menggoda-menggodi Demokrat dengan baju birunya di pasar tradisional. Demokrat beda kelas dengan PAN. 

Demokrat itu bukan cuma jersey-nya biru, tapi darahnya juga biru. Kalau saja Demokrat sudah lahir zaman revolusi tahun 1965, mungkin para kadernya akan berseru "Darah itu Biru, Jenderal!"

Demokrat partai pemenang pemilu 2 periode. Kursinya (pernah) banyak di parlemen. Ketuanya, yakni pak SBY pernah menjadi presiden RI selama 10 tahun. Karakter partai Demokrat sangat kuat. 

Platform politik mereka jelas dan sudah mapan, nasionalis demokratis--tanpa lampiran relijius layaknya tuntutan zaman sekarang. Para kadernya jarang mengusung politik identitas dalam pendekatan ke masyarakat. 

Partai Demokrat itu partai "hampir" modern. Mereka mirip partai PDIP, yang sudah lebih dulu besar dan berkibar. Lho, kok dikatakan "hampir" modern? Gini nih... menurut profesor Pebrianov dari Sekolah Tinggi Misteri Janji (STMJ), partai modern itu, salah satu kriteria mendasarnya adalah tidak tergantung hanya pada personal branding satu tokoh saja. 

Demikian juga suksesinya tidak didasarkan pada faktor "keturunan atau keluarga" si pemimpin partai. Partai modern itu bukan seolah-olah partai keluarga. Bukan partai bernuansa oligarki. Lihat saja Demokrat dan PDIP, mereka merupakan bangunan yang mirip, hanya beda warna jersey-nya saja. Heuheu...! Apakah itu salah? Tidak sama sekali. Ini hanya doal pilihan kelembagaan saja.

Terus, partai modern di Indonesia ada nggak? Ada. Itu si kuning, Golkar. Lihat saja, Golkar kebalikan dari Demokrat dan PDIP. Golkar bukan mirip partai keluarga. Jauh dari kesan oligarki. Tidak tergantung pada satu sosok personal branding sejak zaman baheula sampai kini. Mereka profesional dalam suksesi (pergantian kepemimpinan), walau dinamika internal mereka sering gonjang-ganjing diterpa isu dan perkara korupsi serta kerasnya persaingan pergantian pemimpin partai. Itu lain persoalan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun