Mohon tunggu...
Peb
Peb Mohon Tunggu... Arsitek - Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Bersukarialah dengan huruf, kata dan kalimat. Namun jangan ambil yang jadi milik Tuhan, dan berikanlah yang jadi hak kaisar.

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Eksistensi Erick Thohir Membuat Sandiaga Uno Terpojok di Persimpangan

16 September 2018   12:42 Diperbarui: 16 September 2018   21:50 1571
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: wartaekonomi.co.id

Erick Thohir dan Sandiaga Uno, dua sosok orang muda yang beruntung dan hebat di negeri ini.  Kedua orang itu pernah mengenyam pendidikan tinggi di Amerika Serikat. Mereka dilahirkan dari keluarga kaya dan terpandang. Tapi mereka tak ingin hidup tergantung dari keberuntungan semata, melainkan usaha mandiri dan bekerja keras. Maka tak heran, jadilah mereka pengusaha yang sukses dan terpandang dalam usia muda.

Erick dan Sandi sudah saling tahu urat geli masing-masing karena mereka bersahabat akrab sejak masa sekolah hingga sekarang. Tak hanya itu, istri dan anak-anak mereka juga berteman akrab. Dapat dibayangkan, dua sahabat itu sudah seperti satu keluarga besar.

Disaat pertemanan masih terjalin akrab sampai sekarang, perjalanan hidup mengantarkan Erick dan Sandi masing-masing pada dua kubu politik yang berseberangan. Sandi di kubu Prabowo, sedangkan Erick di kubu Jokowi. Kedua kubu merupakan kompetitor  klasik dalam perpolitikan negeri ini.

Masuknya Sandi dan Erick ke pusaran Pilpres2019 melalui cara yang berbeda. Sandi seorang praktisi politik berlatar belakang pengusaha. Dia kemudian menjadi cawapres karena merupakan Wakil Ketua Dewan Pembina partai Gerindra. Sedangkan Erick Thohir dipilih menjadi Ketua Tim Nasional pemenangan Jokowi-Ma'ruf Amin karena prestasinya sebagai pengusaha dan kehebatan mengelola even besar berskala internasional seperti Asian Games 2018 lalu.

Cilakanya, posisi mereka bukan sekedar simpatisan umum layaknya rakyat biasa, melainkan pelaku aktif dalam perhelatan Pilpres 2019. Sejatinya, mereka berdua punya kebebasan pilihan politik, dan ketika akhirnya pilihan politik mereka berbeda. Mereka tanpa bisa lepas dari konsekuensi pilihannya. Sebagai orang yang menjadi pelaku politik, mereka harus saling mengalahkan!

Sumber gambar: beritasatu.com
Sumber gambar: beritasatu.com
Nenek bilang, persaingan bisnis itu kejam daripada apapun karena uang tak punya tuan. Uang bisa menjadikan hubungan keluarga retak. Hubungan pertemanan putus. Lalu bagaimana dengan politik?

Membandingkan posisi politik Erick Thohir dengan Sandi sebenarnya tidak "apple to apple". Tidak bisa head to head, karena posisi politis mereka berbeda. Sandi cawapres, sedangkan Erick Thohir ketua tim sukses. Di satu sisi hal ini menguntungkan kubu Jokowi dan juga Erick Thohir, sekaligus bikin Sandi terpojok. Di sisi lain, Erick Thohir dan Sandi tidak perlu saling serang secara pribadi.

Sandi bisa saja menyerang Ma'ruf Amin, karena sesama cawapres---jadi "apple to apple" dalam posisi politis. Namun itu relatif sulit dilakukan karena keduanya berbeda generasi. Parameter orang muda tidak bisa dipakai menilai orang tua. Kalau dilakukan berpotensi blunder dan jadi bumerang bagi Sandi sendiri. Terlebih Ma'ruf Amin membawa peran sebagai sesepuh Islam. Bila menyerang Ma'ruf Amin, maka Sandi akan mendapatkan serangan balik lebih banyak lagi yang dikaitkan dengan keislamannya.

Sandi bisa menyerang Jokowi, karena sebagai cawapres, posisi Sandi tak berbeda jauh dengan posisi Jokowi sebagai capres. Namun bila Sandi menyerang tanpa data yang akurat, maka Sandi akan diserang balik soal prestasinya di pemerintahan sebelumnya (Wagub DKI), atau berbagai kasus perusahaannya yang pada masa lalu sudah terpublish di berbagai media.

Sandi tidak bisa menyerang atau menjatuhkan Erick Thohir karena Erick Thohir bukan tokoh yang dipilih rakyat pada Pilpres2019 nanti. Bila menyerang Erick Thohir tidak akan mempengaruhi capres/cawapres Jokowi-Ma'ruf Amin. Energi Sandi bisa terkuras dan berpotensi blunder yang jusrtu jadi bumerang bagi dirinya sendiri.

Keuntungan Erick Thohir, citranya yang positif sebagai pengusaha dan inovator bisa terus digaungkan untuk menambah aura positif kubu Jokowi-Ma'ruf Amin. Ketika prestasi Erick Thohir itu dibanding-bandingkan dengan Sandi sebagai sesama pengusaha, maka disitulah Sandi tak mampu menyerang balik. Disitulah titik kritisnya. Bila Sandi terpancing, maka akan merugikan dirinya. Terlebih, saat ini energi positif Erick Thohir sangat kuat di ruang publik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun