Mohon tunggu...
Peb
Peb Mohon Tunggu... Arsitek - Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Bersukarialah dengan huruf, kata dan kalimat. Namun jangan ambil yang jadi milik Tuhan, dan berikanlah yang jadi hak kaisar.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kebangkitan Perempuan yang Duduk di Cafe

1 April 2018   15:30 Diperbarui: 1 April 2018   15:53 923
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: kepoan.com

"Oh, ya...ada yang lupa saya sampaikan."

"Apa itu?" Tanya si perempuan itu. 

"Tadi saya ke cafe ini karena haus, dan Tuhan menuntun saya ke sini. Anda ke sini mencari Tuhan ternyata tidak ada, bukan? Saya ingin katakan, saya lah wakil Tuhan yang anda cari".

"Hahahahaha!"

Perempuan itu tertawa lepas. Sangat lepas. Matanya membelalak penuh jenaka. Kemudia dia beranjak pergi seraya melambaikan tangan. Langkahnya terlihat begitu mantap.

Niko membandingkan wajah perempuan itu kini lebih cerah dibandingkan ketika awal terlihat duduk sendiri di pojok ini. Niko sadar pembicaraan mereka tadi  mungkin tak memecahkan seluruh masalah si perempuan tadi. Pun Niko lebih banyak sebagai pendengar. 

Tapi setidaknya, kini perempuan itu telah mengalami kebangkitan hidup baru. Hidup dalam terang Tuhan. "Oh ya bukankah saya wakil Tuhan di cafe ini?" 

Selamat Paskah!

----

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun