Mohon tunggu...
Peb
Peb Mohon Tunggu... Arsitek - Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Bersukarialah dengan huruf, kata dan kalimat. Namun jangan ambil yang jadi milik Tuhan, dan berikanlah yang jadi hak kaisar.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Tiga Langkah Lagi Prabowo Jadi Presiden

18 Maret 2018   15:25 Diperbarui: 18 Maret 2018   15:57 2308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar ; detik.net.id

Simpang siur soal para calon presiden dan wakil presiden makin seru jelang Pilpres2019 yang semakin dekat dimata dan lengket di hati. Kalau para kandidat presiden  lain masih tebar pesona disana sini, namun hal itu tak berlaku bagi Prabowo. 

Prabowo tak perlu tebar pesona dalam hiruk pikuk pemberitaan media arus utama karena beliau sudah punya pesona tersendiri yang tak luntur sejak dulu. Tak heran bila seluruh publik pendukung dan pengurus daerah partai Gerindra mencalonkan Prabowo sebagai Calon Presiden 2019. Hal ini membuat persiapan beliau pun semakin mantap. 

Saat ini bahkan peluang Prabowo jauh lebih besar dibandingkan Jokowi dan calon lainnya. Kenapa demikian?

elama ini energi Jokowi tercurah untuk mengurus rakyat sehingga tak punya waktu mempersiapkan diri menghadapi Pilpres2019. Sudah empat tahun ini Jokowi terlalu sibuk bekerja dan bekerja yang menyita waktunya. Jokowi pergi dari satu agenda ke agenda lain, dari satu daerah ke daerah lain di seluruh Indonesia, bahkan sampai ke pelosok negeri. 

Disana, hal remeh temeh dilakukan Jokowi, misalnya berdialog dengan petani, nelayan, masyarakat pedalaman, meninjau proyek infrastruktur jalan, jembatan, bandara, pelabuhan dan pembangunan pusat energi listrik dan gas yang letaknya jauh dari keramaian kota. Belum lagi kegiatan membagi sertifikat tanah dan kegiatan sepele bagi-bagi hadiah sepeda pun Jokowi lakukan. Padahal itu semua bisa saja dia delegasikan ke anak buah, atau lewat teleconference, atau lewat foto-foto whatsapp yang dikirim stafnya sementara Jokowi bisa  duduk manis di kantor Kepresidenan yang sejuk dan nyaman. Dengan begitu tenaganya bisa lebih hemat. 

Biarlah Jokowi yang mengurus rakyat sampai habis energinya. Sementara Prabowo tak perlu lah ikut-ikutan melakukan seperti yang Jokowi kerjakan yakni mengurus rakyat,  walau sebenarnya Prabowo punya kapasitas besar sebagai tokoh politik dan pengusaha. 

Tokoh yang suka ikut-ikutan gaya Jokowi ngurus rakyat adalah Hary Tanoe (HT) seorang pengusaha besar sekaligus  politikus dan ketua partai Perindo.  Dia bikin  program Pemberdayaan Ekonomi Kerakyatan berupa pelatihan dan pendampingan  masyarakat kecil  kaum Nelayan, PKL, Petani, misalnya bantuan gratis gerobak jualan, perahu nelayan, perangkat pertanian dan lain-lain.  

Cara touring and journeybersama  rakyat  yang dilakukan Jokowi dan Hary Tanoe itu sangat melelahkan. Selain itu penuh resiko diomongin nyinyir oleh rakyat dan kaum politis sehingga tidak menjamin keberhasilan politik. 

Kalau mau, sejak 4 tahun lalu Prabowo  bisa melakukan semua hal tersebut dengan cara tersendiri secara terprogram dan kontinyu di seluruh Indonesia yang ditunjang pemberitaan media. Dia punya  sumber daya jaringan politik, biaya dan pengaruh ketokohan yang mumpuni. Tapi hal itu tak perlu dilakukan Prabowo dan partai Gerindra karena sudah besar dan sangat kuat, selain itu bikin tidak fokus untuk Pilpres2019. Ini beda dengan HT dengan  Perindo-nya merupakan "anak baru kemarin sore" di dunia politik Indonesia yang butuh iklan pencitraan.

Bagi Prabowo dan Gerindra, untuk urusan pencitraan parpol sudah ada para kader yang handal, loyal, pintar dan berintegritas  seperti Fadli Zon di DPR yang menjadi magnet politik nasional di media maintream. Tak ada orang di negeri ini yang tak kenal Fadli Zon, tokoh panutan dan idola banyak orang yang nama dan sosoknya hampir setiap hari muncul di media mainstream dan medsos memberikan komentar dan kritik cerdas dan meramaikan dunia politik negeri ini. 

Cara komunikasi politik di media sosial dan kutipan di media mainstream jauh lebih cepat dan efektif meraih simpati  daerah dan kantong kehidupan rakyat kecil dibandingkan membuat program nyata pemberdayaan rakyat kecil dan pembagian bantuan modal kerja yang menguras energi dan sangat melelahkan. Cukup dengan mengabarkan bahwa Prabowo dan Gerindra lah yang terbaik dan bisa membangun dan mensejahterakan rakyat negeri ini. Selain itu mereka memberikan kata-kata penyemangat, dokrin, jargon, dan sejenisnya kepada rakyat. Beres. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun