Mohon tunggu...
Peb
Peb Mohon Tunggu... Arsitek - Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Bersukarialah dengan huruf, kata dan kalimat. Namun jangan ambil yang jadi milik Tuhan, dan berikanlah yang jadi hak kaisar.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Percintaan dengan Tulisan dan Kesiapan Mental Penulis

16 September 2017   09:38 Diperbarui: 16 September 2017   21:58 2393
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar ; https://wongwadon.com

Tanggapan pembaca tidak semua "menyenangkan hati" si penulis. Sebaik apapun tulisan, bisa saja ditanggapi negatif dari sejumlah pembaca dalam bentuk komen nyinyir, celaan, hujatan, makian lain-lain. Hal tersebut merupakan tantangan tersendiri sekaligus titik kritis bagi si penulis dalam menjaga "kekasih hatinya' itu dan "citra dirinya sendiri". 

Karena kecintaan yang besar pada tulisannya bisa membuat si penulis "panas hati" dan kemudian membalas dengan cara negatif pula. Jadilah kolom tangapan ajang saling hujat. Sebenarnya kondisi tersebut bisa merugikan si penulis sendiri. Artikel/tulisan yang susah payah "ditenun dengan benang kata yang ditarik dari jantung" tadi jadi rusak, tak enak dirasa dan tak elok dipandang mata pembaca lainnya yang "positif thinking" pada tulisannya.    

Menghadapi situasi "kekasih diganggu orang" memang tidak mudah. Apalagi bila urat emosi si penulis sangat kuat--cenderung mudah terpancing membalas secara emosional. Hal yang sering dilupakan si penulis bahwa Tulisan adalah tetap tulisan--sebuah benda setelah diposting bukan lagi sepenuhnya milik si penulis. Pembaca pun "punya hak" memilikinya, mencumbu dengan caranya dan menjadikannya kekasihnya atau selingkuhan... eeh musuh, atau apapun sesuai motif si pembaca. Hahahaha! 

Ketika tulisan dibaca orang lain, si penulis perlahan-lahan sudah harus mampu menjaga jarak dengan tulisannya. Tak lagi "bagai kekasih manja bergelayut dipelukan". Urusan perasaan sudah harus ditata karena dia dan tulisannya berada di ruang publik. Jadilah kekasih yang "jaim" dikit, tak apalah. Hahaha!

Kalau saya sih, nyinyir pembaca tersebut akan saya biarkan berpesta di kolom komentar sampai dia capek dan puas sembari saya nganu dengan tulisan saya yang lain. Atau, kadang direspon dengan guyonan bin humor. Bisanya cuma begitu karena saya kan penulis pemalu, iiiihh jijay deh...heu heu heu...

Hepi wik en..

------

Peb16/9/2017

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun