Mohon tunggu...
Peb
Peb Mohon Tunggu... Arsitek - Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Bersukarialah dengan huruf, kata dan kalimat. Namun jangan ambil yang jadi milik Tuhan, dan berikanlah yang jadi hak kaisar.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Permintaan Maaf Sejati Fokus pada Diri Sendiri

4 Juni 2017   05:03 Diperbarui: 4 Juni 2017   11:36 2924
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar : https://ecs7.tokopedia.net/img/product-1/2016/1/13/151601/151601_e91bcf11-ffdc-48eb-be52-6748f43ab906.jpg"

Saya telah baca klarifikasi Afi terkait dugaan plagiarisme di kompasiananews.com. Di situ dikatakan Afi secara resmi menyampaikan permintaan maafnya melalui halaman Facebook miliknya. Usai saya membaca "klarifikasi' Afi itu, timbul ide menulis artikel ini karena adanya kegundahan dalam diri saya.

Mungkin saya salah mengartikannya. Saya melihat dalam permintaan maaf Afi itu dia tidak fokus pada kesalahan yang diperbuatnya, melainkan 'mengajukan' sebuah kesalahan yang umumnya dilakukan banyak orang sebagai argumentasi "permohonan maaf" Afi. Jadinya permintaan maaf itu lebih mirip membela diri.

Secara umum "no problemo". Masalah Afi sudah dianggap selesai. Toh secara implisit dia sudah mengakuinya, dan mungkin itulah cara dia minta maaf dengan membawa sebagian ego dan semangat mudanya. Mungkin dia belum sepenuhnya mengerti beda cara mengungkapkan permintaan maaf dan membela diri.

Minta maaf dan bela diri merupakan dua hal yang berbeda "genre". Sejatinya, penempatan keduanya di ruang dan waktu yang berbeda dan tidak campur aduk agar makna "maaf" tidak berkurang. Makna bela diri tidak mubazir. Selain itu orang yang mendengarnya tidak menjadi bingung atau kehilangan respek pada orang tersebut.

Membela Diri

Bela diri bersifat argumentatif dan menyertakan pihak atau obyek lain dalam argumentasi itu. Bela diri merupakan pernyataan penjelasan seseorang pelaku perbuatan yang disampaikan agar orang lain tahu tujuan, latar belakang, dan lain sebagainya dari perbuatan yang dia lakukan tersebut. Fokus dia melakukan hal tersebut adalah kebenaran menurut dirinya, yang bisa saja tidak sesuai dengan norma atau etika umum yang berlaku. Dalam pembelaan diri bisa saja membawa-bawa orang lain-baik individu atau kelompok-dalam latar belakang perbuatan. Bela diri bisa disampaikan panjang lebar karena terkait pihak lain yang relevan dengan perbuatan orang tersebut.

Sebuah Permohonan Maaf

Permintaan maaf merupakan penyataan mengakui diri sendiri bersalah tanpa argumentasi kenapa kesalahan itu dilakukan. Inti dari seorang membuat permohonan maaf adalah mengakui bahwa dirinya telah melakukan perbuatan yang tidak benar. Fokus permintaan maaf adalah diri sendiri, dengan tidak membawa-bawa alasan adanya pihak lain yang mungkin saja berbuat seperti yang dia lakukan. Karena fokus pada diri sendiri, pernyataan minta maaf tidak perlu panjang lebar dan tidak perlu menyertakan alasan atau argumentasi di luar diri sendiri.

Tak bisa dinafikan bahwa setiap orang pernah melakukan kesalahan, baik disengaja ataupun tidak. Namun, itu bukan berarti menjadi argumentasi pembenaran seseorang atas perbuatannya.

Seseorang yang menjalankan sebuah hal yang benar sering kali menempatkan dirinya di ruang sepi, dan jauh dari hiruk-pikuk keramaian yang tidak benar. Hal ini merupakan konsekuensi logis yang mau tidak mau harus dia terima.

Berbuat salah merupakan wujud "kesempurnaan" seorang manusia. Tanpa kesalahan, manusia belum dikatakan sempurna. Dengan kesalahan itu manusia belajar mengetahui hal yang benar. Selain itu, manusia bisa melihat dan mengetahui posisi dirinya di antara begitu banyak hal kesalahan dan kebenaran yang berkeliaran di lingkungannya. Dari hal tersebut kiranya si manusia kemudian bisa semakin memahami dirinya sendiri di dalam kehidupannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun