[caption id="attachment_343586" align="aligncenter" width="506" caption="http://1.bp.blogspot.com/-8R5o1SbFMj8/UUPfB-kdLtI/AAAAAAAAKCM/CRaEHNjdBw0/s1600/menulis+bisa+menghilangkan+stres.jpg"]
Kritik Atas Kritik
Melalui kritik atas kritik, seorang Kritikus membahas cara-cara memerikan, menafsirkan dan menilai suatu fenomena yang pernah ditulis oleh kritikus lain. Kritikus tersebut dapat mengusulkan atau mengembangkan alternatif metoda, sudut pandang dan norma baru sehingga diperoleh hasil pemerian, penafsiran dan penilaian yang lebih baik dibandingkan sebelumnya. Contohnya ini
Kritik sebagai Karya Seni
Kritikus menggunakan fenomena atau sebuah kritik sebagai media untuk mengaktualisasikan diri sehingga dihasilkan karya seni tinggi yang terungkap melalui foto, tulisan puitis, dan gambar-gambar imajinatif/indah. Kritik sebagai karya seni bisa dihadirkan bersamaan dengan fungsi kritik lainnya.Misalnya kritik interpretasi disajikan dengan kalimat puitis dan gambar-gambar indah. Contohnya ini. dan ini
Sebenarnya masih banyak lagi metoda dan model kritik. Yang saya sajikan ini merupakan pengertian model-model kritik untuk menulis artikel populer agar mudah dipahami para penulis di Kompasiana.
Jadi anda jangan takut membuat Kritik, karena ketika anda membuat tulisan di Kompasiana atau media lainnya, sebenarnya anda telah membuat Kritik. Kalau anda masih takut kritik, sebaiknya jangan menulis. Cukup diam saja di depan layar komputer sambil senyum-senyum sendiri dengan khusuk dan tabah.Tak lupa berharap jangan sampai ada kritik terhadap perilaku anda.
Kritik saya untuk anda : Segeralah cuci muka anda sebelum berubah jadi muka badak. Heu..heu..heu...semoga bermanfaat. Celeguk !
Salam Kompasiana
[caption id="attachment_343585" align="aligncenter" width="320" caption="http://2.bp.blogspot.com/gOvllhquCRk/TvCb3_0sMlI/AAAAAAAAAEw/v74BPrqUQKo/s320/thanks-kritik.gif"]