Mohon tunggu...
Peb
Peb Mohon Tunggu... Arsitek - Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Bersukarialah dengan huruf, kata dan kalimat. Namun jangan ambil yang jadi milik Tuhan, dan berikanlah yang jadi hak kaisar.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Memahami Arti Kritik untuk Bekal Menulis

21 September 2014   17:56 Diperbarui: 18 Juni 2015   00:02 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_343582" align="aligncenter" width="680" caption="http://3.bp.blogspot.com/-dxmbGRrTSq8/UejYpUeeA3I/AAAAAAAAAm0/Cn_Rr2v5dEA/s1600/4218308_20130717015421.jpg"][/caption]

Mendengar kata ‘Kritik’ telinga sebagian orang langsung tegak berdiri. Apalagi bila yang terkena kritik tersebut bertipe muka badak, berdarah panas dan bertelinga tipis yang bisa membuatnya seperti badak ngamuk kemudian bikin dunia terbalik! Isi kritik dipahami sebagai celaan, upaya mengorek-ngorek kesalahan dan kekurangan serta mempermalukan dirinya. Konteks Kritik pun bikin alergi karena dianggap bahaya laten yang bisa merugikan, seolah sesuatu yang bersifat negatif.

Banyak tulisan-artikel pada berbagai kanal Kompasiana disadari atau tidak merupakan suatu Kritik. Si Kompasianer awalnya (mungkin) hanya memenuhi hasrat menulis suatu fenomena berdasarkan sesuatu yang dilihat, dirasakan dan dipikirkannya tanpa bermaksud menyinggung pihak lain. Pilihan menulisnya adalah mencari aman saja. Padahal ketika menulis suatu fenomena, yang dia tulis tersebut telah menjadi sebuah kritik. Benarkah demikian ? Apa sih Kritik itu? Mari kita sibak pelan-pelan...ojo ke susu...

Secara umum tulisan kritik terdiri dua macam yakni cara ilmiah dan populer. Adapun strategi yang seringkali digunakan dalam menulis kritik menggunakan teknik retorika yakni dengan metafora, satire, personifikasi dan lain-lain. Kritik  sering tampil di Kompasiana merupakan tulisan kritik populer, walau ada juga beberapa yang bersifat ilmiah.

Melihat asal katanya ‘critic’ dari bahasa Yunani ‘kritikos’, ‘krites’ yang berarti memisahkan, menyaring, membedakan. Kritik dapat berupa sebuah ungkapan lisan maupun tulisan. Di dalamnya ada muatan pertimbangan, interpretasi dan pengamatan. Sesuatu masalah atau isu kemudian dianalisa atau diaparesiasi dengan suatu sudut pandang atau argumentasi.

Hakekat kritik tidak hanya sebatas penilaian baik atau buruk semata atau aktifitas bersifat negatif yang memunculkan sikap defensif, namun kritik adalah juga sebuah deskripsi suatu fenomena.

Seorang yang menulis fenomena secara umum dapat disebut kritikus. Namun secara khusus seorang Kritikus haruslah memenuhi kriteria tertentu untuk menyandang sebagai Kritikus. Dia haruslah profesional dibidang yang jadi obyek kritiknya. Misalnya Kritikus Seni, adalah orang yang berlatar belakang seni dan bidang yang relevan dengan seni. Kritikus politik, berlatar belakang politik dan ilmu yang relevan dengan politik. Jadi bila anda berlatar belakang teknik namun menulis di Kompasiana tentang politik, anda secara umum bisa juga disebut kritikus. Namun secara khusus anda bukanlah seorang Kritikus Politik.

Seorang kritikus menempatkan dirinya sebagai seorang pembawa pandangan baru, pembentuk selera atau pemandu apresiasi. Apa yang ditulis tidak bebas nilai karena dipengaruhi bias seperti ; citra diri, pandangannya tentang peran kritik, pendekatan serta metode yang dipilih.

[caption id="attachment_343584" align="aligncenter" width="680" caption="http://denisuryana.files.wordpress.com/2009/12/kritik-nugrahacyber-wordpress-com.jpg"]

1411234877147066671
1411234877147066671
[/caption]

Metode Kritik

Ada beberapa metode kritik, yakni :

Disini kritikus memerikan suatu fenomena dengan cara mendeskripsikannya menyangkut apa, dimana, mengapa, bagaimana dan siapa. Sifat tulisannya ringan seperti data populer. Metode ini dianggap kurang menarik bagi Kritikus profesional karena tidak menuntut kreatifitas dan imaginasi namun sangat menuntut obyektifitas dan akurasi tinggi yang disertai gambar, istilah khusus, diagram dan lain sebagainya sehingga memudahkan pembaca umum memahami atau mengapresiasi tulisan kritik tersebut. Contohnya ini.

Kritikus menunjukan cara-cara bagaimana suatu fenomena ditafsirkan dan dipahami dengan menawarkan kacamata pengamatannya agar pembaca memperoleh visi dan pemahaman yang sama dengan dirinya tentang suatu fenomena yang jadi obyek kritik/tulisan, contohnya ini dan itu

Metode Interpretasi sangat menantang dibandingkan Deskripsi karena menuntut imaginasi dan strategi si penulis kritik. Interpretasi diformulasikan lewat vis-visi metaforik tertentu sehingga pembaca tertarik pada cara pemahaman yang disajikannya. Pikiran pembaca pun bisa lebih terbuka dengan alternatif pemikiran yang dilakukan si penulis.

Bila interpretasi ini dilakukan serupa dan secara berulang bisa menciptakan seolah-olah fenomena yang dibahas tersebut merupakan sesuatu nyata/benar.

Disini penulis atau kritikus menilai suatu obyek/fenomena berdasarkan acuan norma atau paradigma tertentu. Misalnya berdasarkan undang-undang, peraturan, keyakinan religi, etika umum masyarakat, dogma, sistem yang berlaku, dan lain sebagainya.Contohnya ini.dan itu

Seringkali si penulis kritik tidak langsung menjelaskan acuan yang digunakan dan menilai, terutama dalam situasi dimana justifikasi acuan norma tadi sulit dilakukan, atau dia menganut norma tersebut secara ‘taken for granted’. Bisa juga dia merupakan seorang pakar yang kompeten dan tidak diragukan lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun