Mohon tunggu...
Peb
Peb Mohon Tunggu... Arsitek - Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Bersukarialah dengan huruf, kata dan kalimat. Namun jangan ambil yang jadi milik Tuhan, dan berikanlah yang jadi hak kaisar.

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Membully Sesama Kompasianer yang Terpeleset

20 Desember 2014   17:36 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:52 5
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pertama : Kedua juragan kaya itu sama-sama cerdas, baik hati sangat suka berbagi dan tidak sombong. Jadi tak mungkin menyimpan dendam.

Kedua : Mereka berdua sudah lama di Kompasiana dan tahu betul lubang tikus dan lubang-lubang lainnya di arena panggung Kompasiana. Jadi tak mungkin bikin lubang permusuhan.

Ketiga ; Mereka hadir dan eksis di Kompasiana karena cinta akan aksara, fenomena dan negara. Karena punya cinta itulah mereka tak bisa saling membenci.

Keempat : Kedua juragan kaya itu laki-laki perkasa dan gentelmen. Punya tonjolan urat yang kokoh dan memiliki kekentalan kelenjar yang sama. Urat malu dan urat geli keduanya sangat eksotis. Jadi keduanya punya urat rasa humor yang tinggi, sangat kokoh dalam kolegalitas sesama Kompasianer untuk saling melengkapi.

Kelima : Kedua juragan itu punya bulu berbeda yang satu kriting dan satunya lagi lurus tanpa rebonding. Jadi mereka mengerti bahwa dari perbedaan itulah terwujud kekayaan. Bayangkan saja bila orang hanya kaya akan emas saja tapi tak punya baju, celana, sepatu, rumah, mobil, istri cantik dan sosialita. Apa bisa disebut kaya? Kalau begitu tentunya eksibionis sebuah keniscayaan, masuk angin sudah pasti, gila sudah ditangan.

Terakhir, sebenarnya ini rahasia perusahaann yang relatif tidak etis disampaikan karena keduanya merupakan cowok pemalu. Tapi karena etika hanya sebuah konsensus buatan manusia, sementara kandungan moral jauh lebih tinggi derajatnya maka profesor Pebrianov Bagindowsky tak segan melakukan revolusi mental untuk mengungkapkannya secara tabah. Dengan harapan bisa diikuti rekan-rekan backing vokal kedua juragan tersebut.

Apa itu?

Juragan Gatotswandeyev dan Erwinovick sama-sama penggemar paman Mario Teguh. Keduanya suka dengan kalimat si paman, yakni ; Loving You as Always !

Sebagai catatan penutup, artikel ini hanyalah sebuah penerawangan alam gaib mahluk opinicus. Segala kesamaan nama, pelaku, peran dan peristiwa hanyalah suatu kebetulan yang disengaja saja.

Untuk Admin Kompasiana disarankan untuk meletakkan opini ini pada TA atau HL karena mengandung makna Edukasi. Dengan demikian tidak kalah dengan tayangan edukasi nan heboh sebuah televisi terkenal.

Kalau saya sih Yess! Nggak tau dengan mas Anang. Kalau Pembaca bbagggaiimmmmaaannna??

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun