Mohon tunggu...
Vebby Vebby
Vebby Vebby Mohon Tunggu... Administrasi - @pempek.ilo

Percaya Diri Pada Diri Sendiri

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kandang Hewan Ternak, Berbagi Lahan Berbagi untuk Kebahagiaan

9 April 2021   11:52 Diperbarui: 9 April 2021   12:09 309
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hal ini berbeda dengan tradisi masyarakat Jawa yang memberikan nama unik pada sapi mereka. Di masyarakat Bali, Sukarata menyampaikan bahwa hewan ternak ini hanya sebagai aset yang sangat berharga dan sumber penghidupan bagi keluarga.

Selang air berwarna hijau tampak terbentang dari halaman rumahnya ke bak air di kandang darurat. Tampak juga kabel listrik penerangan lampu kandang yang diambil dari kediaman Sukarata.

Dia secara sukarela memberikan kebutuhan air untuk ternak dari saluran PDAM miliknya. Demikian juga, aliran listrik yang berasal dari jaringan rumah untuk penerangan kandang. Tidak hanya itu, pria yang telah menginjak paruh baya ini memberikan sepetak lahan untuk kandang darurat milik para penyintas tadi. Para pemilik sapi itu berasa dari Desa Sebudi. Mereka pun tinggal sementara berdekatan dengan kandang sehingga setiap hari mereka dapat merawat sapi peliharaan.

Awal mula wilayah Talibeng menerima sapi karena himbauan dari kepala dinas pertanian kepada para pegawai untuk mencarikan lahan yang memenuhi kelayakan sebagai kandang hewan ternak. I Wayan Sukarata ini pun mendapati wilayahnya cocok sebagai kandang darurat. Dia dan beberapa warga memberikan tempat sementara untuk pembangunan kandang darurat.

Pada pengevakuasian pada 27 November 2017 lalu, sekitar 44 ekor sapi berada di lahan seberang rumah Sukarata. Sementara 13 ekor lain berada di lahan miliknya. Kebanyakan sapi yang ditampung di lahan miliknya dan warga setempat betina.

Mengingat jumlah ternak yang lebih banyak dibanding sebelumnya, dia mengharapkan ada dukungan pemerintah untuk mengganti pengeluaran air dan listrik kandang darurat. Pemakaian dua kebutuhan utama ini dapat membebani kehidupan Sukarata.

Dia dengan tulus tidak akan meminta ganti rugi untuk air dan listrik pada saat evakuasi sebelumnya. Namun mengingat jumlah sapi yang dievakuasi saat ini banyak, dirinya mengharapkan dukungan dari pemerintah.

Di sisi lain, pemilik lahan lainnya, Mangku Tradi, memberikan lahan untuk kandang darurat. Tradi mengharapkan sapi tidak hanya ditempatkan di lahannya untuk durasi 1 bulan saja. Hal tersebut disampaikan oleh Sukarata dengan sebuah alasan.

"Biar dapat pupuk tapi jangan terus dipindahkan dalam waktu 1 bulan. Iya, yang dia punya itu yang dia pinjamkan (lahan)."

I Wayan Sukarata dan masyarakat lain merelakan tanah untuk digunakan sebagai tempat penampungan hewan ternak karena dorongan kemanusiaan. Mereka ingin membantu warga lain yang sedang tertimpa musibah, harus mengungsi meninggalkan tempat tinggalnya karena berada di zona merah bahaya erupsi Gunung Agung.

Menyama Braya_

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun