Mohon tunggu...
Nadia Fatika
Nadia Fatika Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bystander Effect yang Menjangkiti Masyarakat Urban

28 Oktober 2017   17:04 Diperbarui: 29 Oktober 2017   15:05 947
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada Oktober 2011 dunia dikagetkan dengan sebuah kejadian di Foshan, China Selatan. Dimana seorang balita berumur dua tahun yang terbaring lemah di tengah jalan dengan kondisi luka parah setelah dua kali ditabrak dan dilindas mobil, namun orang orang yang melintas tak sedikit pun menaruh kepedulian. Baru orang kesepuluh yang melintas dan notabene adalah seorang pemulung bersedia menolong gadis kecil yang pada akhirnya meninggal itu.

Setelah membaca potongan kejadian di atas tentunya kita bertanya-tanya padahal banyak orang di tempat kejadian, namun mengapa tidak ada seorang pun yang berhenti dan bersedia menolong? Apa yang membuat orang bisa mengabaikan orang lain yang jelas-jelas memerlukan bantuan?  Fenomena ini disebut bystander effect. Dimana bystander effect sendiri terjadi ketika seseorang membutuhkan bantuan, namun orang orang disekitarnya berpikir bahwa pasti ada orang lain yang akan membantu. Namun, celakanya ketika semua orang berpikir demikian maka pada akhirnya justru tidak ada seorang pun yang akan menolong orang tersebut.

Ada dua hal yang menjadi menurut para ahli menjadi penyebab munculnya bystander effect. Pertama, adanya "Diffusion of Responsibility" atau yang kita kenal sebagai difusi tanggung jawab ketika saksi mata sebuah kejadian tidak hanya satu orang. Kemungkinan seorang individu untuk menolong orang lain berkaitan dengan seberapa banyak orang yang menjadi saksi kejadian tersebut dalam waktu bersamaan. 

Artinya, dengan ada kehadiran pengamat-pengamat lainnya, atau orang lain di sekitar, membuat seseorang tidak merasa memiliki keharusan untuk melakukan tindakan. Karena tidak ada pembagian tanggung jawab di antara orang-orang yang melihatkejadian tersebut. Dalam kasus tabrak lari di China fenomena ini terlihat dengan hadirnya banyak orang di lokasi kejadian, maka orang-prang yang melintas tidak merasa perlu menolong karena mereka beranggapan bahwa nanti pasti akan ada orang lain yang menolong.

Yang kedua, kebutuhan untuk berperilaku dengan cara yang benar dan dapat diterima secara sosial. Ketika seseorang melihat sebuah kecelakaan dan tidak ada orang yang bereaksi untuk menolong, sebagian besar orang menafsirkan hal ini sebagai tanda bahwa tidak ada respon yang perlu dilakukan. Dalam kecelakaan di China, hal ini bisa kita amati ketika orang yang pertama kali melintas tidak memberikan bantuan pada balita yang teluka parah, maka orang-orang yang melintas selanjutnya tidak merasa perlu untuk memberi bantuan.

Saya akan menjelaskan tentang bystander effect ini secara sederhana, misalkan ada seseorang yang terjatuh dan hanya ada satu orang lain di tempat tersebut. Maka si orang yang melihat hanya memiliki dua pilihan yaitu pura pura tidak melihat (menurut saya ini akan sangat sulit dilakukan karena ketika anda diam saja melihat seseorang terjatuh dan tidak ada orang lain disitu anda akan langsung mendapat judge "apatis") atau menolong (yang menurut saya akan dilakukan sebagian besar orang ketika hanya ia satu-satunya orang disitu). Ketika seseorang terjatuh dan ada lebih dari satu orang yang menyaksikan kejadian itu kemungkinan seseorang bersedia menolong akan menjadi lebih kecil karena setiap orang akan cenderung melihat orang lain untuk menentukan apa yang harus ia lakukan. Karena setiap orang akan berpikir dan menunggu orang lain untuk mengambil tindakan.

Lalu bagaimana cara supaya bystander effect ini tidak terjadi, menurut saya kembali lagi pada diri kita masing masing bahwa sebagai sesame manusia kita wajib hukumnya untuk menolong orang lain yang butuh bantuan. Dan lagi pula bila kita sedang butuh bantuan dan tidak ada yang menolong itu rasanya tidak enak. Maka dari itu kita harus mulai bersikap, ketika tidak ada orang lain yang mau membantu maka tidak ada salahnya bila kita yang maju lebih dulu.

Nama : Nadia Fatika Sari

NIM : 141711233019

Fakultas Perikanan dan Kelautan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun