Mohon tunggu...
Putra Niron
Putra Niron Mohon Tunggu... Freelancer - Pegiat di AMI Malaka dan SASOKA; Owner Kedai NN15

Penikmat Puisi, Penulis Kumpulan Puisi Penyair Bukan Kami; Kami dan Perjamuan Terakhir; dan Mata Cermin

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Peranan Guru, Orangtua, dan Pemerhati Pendidikan dalam Implementasi Kurikulum Merdeka

17 Maret 2023   13:29 Diperbarui: 17 Maret 2023   13:36 524
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

   (Putra Niron)

           Berbicara tentang pendidikan selalu menjadi hal yang menarik. Harus penulis akui bahwa ada sekian banyak artikel yang mengulas tentang dunia pendidikan. Secara khusus di Indonesia, kita akan menjumpai beragam pemikiran pro-kontra tentang sistem pendidikan yang tercipta di negeri ini. Sebut saja salah satunya yakni tentang kurikulum. Lalu apa itu kurikulum? Secara singkat, seperti yang termuat di dalam Undang-undang No 20 tahun 2003 pasal 1 butir 19 tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa kurikulum merupakan seperangkat pengaturan dan rencana mengenai tujuan, isi, dan materi pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman kegiatan pembelajaran guna mencapai tujuan pendidikan. Dengan kata lain, tanpa kurikulu, proses belajar mengajar di sekolah tidak dapat berjalan dengan baik. Lalu apakah kurikulum itu kunci dari pendidikan yang baik? Benar. Tapi kurikulum hanya salah satu indikator.

             Seperti yang dilansir pada artikel yang dimuat pada Gramedia Blog, Indonesia pertama kali memakai kurikulum dengan nama Rentjana Pelajaran 1947. Kurikulum ini menekankan pembentukan karakter masyarakat Indonesia supaya menjadi manusia yang berdaulat dan merdeka. Kemudian pada tahun 1952, kurikulum tersebut disempurnakan kembali dengan tajuk Rentjana Pelajaran Terurai 1952. Dalam periode ini ada perhatian khusus pada setiap guru supaya mengajarkan satu mata pelajaran saja kepada peserta didik. 

            Selanjutnya, pada tahun 1964 kurikulum di Indonesia kembali disempurnakan. Kali ini terdapat tambahan berupa penekanan pada program Pancawardhana (yaitu pengembangan moral, kecerdasan, emosional, ketrampilan, serta jasmani). Perubahan kurikulum di tahun berikutnya terjadi pada tahun 1968. Di mana penekanan dititikberatkan pada pembentukan manusia Pancasila sejati yang harus dimaksimalkan di setiap lembaga pendidikan. Perubahan selanjutnya dilakukan pada tahun 1975. Pada masa perubahan ini dikenal yang namanya satuan pelajaran, yaitu rencana pelajaran setiap satuan bahasan.

Setelah perubahan tersebut di tahun-tahun berikutnya kurikulum juga banyak mengalami perubahan. Tentu saja itu terjadi karena gejolak dan berbagai hal di tengah masyarakat. Pembaharuan kurikulum selanjutnya dilakukan pada tahun 1984, 1994, 1999, 2004, 2006, dan  tahun 2013. Kurikulum 2013 yang lebih dikenal dengan istilah K13, dititikberatkan pada tiga aspek perubahan, yakni pengetahuan, ketrampilan, serta perilaku. Terkini, setelah dunia dihantam wabah Covid-19, Indonesia kembali menyempurnkan kurikulumnya yang dikenal dengan nama Kurikulum Merdeka Belajar. Kurikulum Merdeka ini menggunakan paduan pembelajaran intrakurikuler (70-80% dari Jam Pelajaran) dan kokurikuler (20-30% Jam Pelajaran) melalui proyek penguatan Profil Pelajar Pancasila. 

           Kurikulum Merdeka Belajar adalah sebuah terobosan pendidikan yang dicanangkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Indonesia pada tahun 2020. Kurikulum ini memiliki tujuan untuk memberikan kebebasan pada siswa untuk memilih dan menentukan mata pelajaran serta cara belajar yang sesuai dengan minat, bakat, dan kebutuhan mereka. Namun, untuk mencapai tujuan ini, dibutuhkan dukungan dari berbagai pihak, termasuk guru, orang tua, dan pemerhati pendidikan, yang secara umum dapat disebut sebagai komunitas belajar.

           Oleh karena itu, menggerakkan komunitas belajar menjadi sangat penting dalam kaitannya dengan Kurikulum Merdeka Belajar. Mungkin penulis dapat memberikan beberapa pokok pikiran tentang bagaimana peran seorang guru, sebagai garda terdepan di dalam kelas, dalam penerapan kurikulum merdeka belajar ini. Untuk menerapkan Kurikulum Merdeka Belajar secara lebih baik, guru dapat melakukan beberapa hal berikut:

  • Seorang Guru harus mengenal siswa dengan baik. Hal ini mutlak dan sebenarnya sangat penting bahwa untuk bisa membuat siswa menyerap dengan baik segala bentuk pelajaran dari guru, guru perlu mengenal siswa dengan baik, termasuk minat, bakat, dan kebutuhan mereka. Hal ini akan membantu guru dalam memberikan dukungan dan bimbingan kepada siswa dalam memilih mata pelajaran dan cara belajar yang sesuai dengan minat dan kebutuhan mereka.
  • Setelah itu seorang Guru juga perlu menciptakan lingkungan belajar yang kondusif agar siswa dapat lebih nyaman dan termotivasi dalam belajar. Lingkungan belajar yang kondusif dapat mencakup penggunaan media pembelajaran yang kreatif dan inovatif, pengaturan tempat duduk yang sesuai dengan kebutuhan siswa, dan penggunaan teknologi dalam pembelajaran.
  • Memberikan kebebasan pada siswa. Salah satu tujuan dari Kurikulum Merdeka Belajar adalah memberikan kebebasan pada siswa dalam memilih mata pelajaran dan cara belajar yang sesuai dengan minat dan kebutuhan mereka. Oleh karena itu, guru perlu memberikan kebebasan pada siswa untuk menentukan pilihan mata pelajaran dan cara belajar mereka, namun tetap memberikan bimbingan dan pengarahan yang diperlukan.
  • Seorang guru harus menjadi fasilitator pembelajaran. Guru tidak lagi menjadi satu-satunya sumber pengetahuan di dalam kelas, melainkan menjadi fasilitator pembelajaran yang membantu siswa dalam memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan. Oleh karena itu, guru perlu memfasilitasi siswa dalam mengeksplorasi minat dan bakat mereka, dan membantu mereka dalam mencapai tujuan belajar yang diinginkan.
  • Mengadopsi pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa. Kurikulum Merdeka Belajar mendorong adopsi pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa. Pendekatan ini memungkinkan siswa untuk mengambil alih proses belajar mereka sendiri, dan guru berperan sebagai pendukung dan fasilitator. Oleh karena itu, guru perlu mengadopsi pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa dalam mengajar dan membimbing siswa.

         Dengan menerapkan hal-hal di atas, guru dapat membantu siswa dalam memperoleh pendidikan yang lebih bermanfaat dan relevan dengan minat dan kebutuhan mereka, serta mendorong kemajuan pendidikan di Indonesia melalui Kurikulum Merdeka Belajar. Pokok-pokok pikiran di atas semoga mampu menggerakan para guru sebagai bagian dari komunitas belajar.

          Peranan yang penting berikutnya adalah orang tua. Penulis mungkin akan membeberkan beberapa pokok pikiran tentang bagaimana peran orang tua dalam penerapan kurikulum merdeka:

  • Orang tua dapat membantu anak untuk belajar secara mandiri dengan memberikan kebebasan untuk mengeksplorasi minat dan bakatnya, serta memberikan dukungan dan sumber daya yang dibutuhkan.
  • Orang tua perlu mengenal kebutuhan belajar anak agar dapat memberikan dukungan yang tepat. Misalnya, beberapa anak lebih suka belajar dengan cara membaca dan menulis, sementara yang lain lebih suka belajar dengan melihat gambar atau video.
  • Orang tua dapat menciptakan lingkungan belajar yang kondusif untuk mendukung kreativitas anak. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan tempat yang nyaman untuk belajar, memberikan akses ke sumber daya seperti buku, internet, atau peralatan belajar, dan menanamkan kebiasaan belajar yang baik.
  • Dalam kurikulum merdeka, siswa diberi kebebasan untuk memilih jalur belajar yang diinginkan. Oleh karena itu, orang tua dapat memberikan dukungan moral dan motivasi agar anak tetap bersemangat dan terus belajar.
  • Orang tua dapat melibatkan diri dalam proses belajar anak dengan bertanya tentang topik yang sedang dipelajari dan berdiskusi tentang ide dan konsep. Ini akan membantu anak memperkuat pemahaman dan melatih kemampuan berpikir kritis.

        Secara umum, peran orang tua dalam kurikulum merdeka adalah sebagai fasilitator dan pendukung dalam menciptakan lingkungan belajar yang kondusif untuk kreativitas dan kemandirian anak.

        Komponen berikut ini tak kalah penting juga dalam mengusahakan penerapan kurikulum merdeka belajar yang lebih efektif. Komponen ini penulis sebut sebagai pemerhati pendidikan. Namun Penulis mencoba membatasi konsep pemerhati ini, yakni sebagai orang atau kelompok tertentu yang secara aktif berpartisipasi dalam diskusi, seminar, dan forum terkait pendidikan, yang memiliki kepedulian terhadap pendidikan dan ingin berkontribusi dalam meningkatkan kualitas pendidikan di lingkungan sekitar mereka, serta melakukan penelitian dan publikasi untuk memperluas wawasan dan pengetahuan tentang masalah-masalah pendidikan yang ada. Berikut ini adalah beberapa peran yang dapat dilakukan oleh pemerhati pendidikan terhadap penerapan kurikulum merdeka:

  • Pemerhati pendidikan dapat memberikan dukungan kepada sekolah dan guru dalam memahami konsep kurikulum merdeka, serta memberikan saran dan masukan terkait implementasinya. Dukungan ini dapat dilakukan melalui pelatihan, diskusi, atau seminar.
  • Pemerhati pendidikan dapat melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kurikulum merdeka di sekolah. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa kurikulum merdeka diimplementasikan dengan baik dan sesuai dengan prinsip-prinsip yang telah ditetapkan.
  • Pemerhati pendidikan dapat mendorong partisipasi orang tua dalam mendukung penerapan kurikulum merdeka di rumah. Hal ini dapat dilakukan dengan menyediakan informasi dan sumber daya yang berguna bagi orang tua untuk mendukung kemandirian dan kreativitas belajar anak.
  • Pemerhati pendidikan dapat mengadakan forum diskusi dan seminar untuk membahas isu-isu terkait kurikulum merdeka. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya penerapan kurikulum merdeka dalam meningkatkan kualitas pendidikan.
  • Pemerhati pendidikan dapat memberikan masukan dan saran kepada pemerintah terkait pengembangan dan implementasi kurikulum merdeka. Hal ini akan membantu pemerintah dalam membuat kebijakan pendidikan yang lebih efektif dan relevan dengan kebutuhan siswa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun