Mohon tunggu...
KKN Pulang Kampung Kota Batu
KKN Pulang Kampung Kota Batu Mohon Tunggu... Mahasiswa - KKN Desa Tulungrejo

Universitas Negeri Malang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Sosialisasi dalam Rangka Launching Eco Enzyme Desa Tulungrejo Kota Batu

1 Juli 2021   22:14 Diperbarui: 20 Juli 2021   07:49 1039
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 4 Peserta Launching Bank Eco Enzyme Desa Tulungrejo/dokpri

Pada hari Selasa (15/06/2021) Kelompok KKN Universitas Negeri Malang Desa Tulungrejo mendapatkan kesempatan untuk menghadiri acara sosialisasi mengenai eco enzyme, yang diadakan oleh kelompok Pemberdayaan Kesehatan Keluarga (PKK) Desa Tulungrejo. Sosialisasi eco enzyme dilaksanakan di kediaman Ibu Qonit selaku anggota PKK Desa Tulungrejo.

Acara ini mengangkat tema "siap berbagi untuk bumi dan kemanusiaan bersama kita". Acara dihadiri oleh Ibu Gung Endah selaku pemateri, Ibu Ngesti Suliyono selaku Ibu Kepala Desa Tulungrejo, kelompok PKK, dan para Mahasiswa KKN Universitas Negeri Malang. 

Sosialisasi ini dilaksanakan untuk memperkenalkan eco enzyme kepada masyarakat dan untuk upaya pengurangan serta pemanfaatan sampah organik di Desa Tulungrejo. "Semoga sosialisasi dan launching eco enzyme ini dapat memberikan pengenalan, pelatihan, dan solusi kepada masyarakat agar dapat memanfaatkan dan mengurangi limbah serta dapat bermanfaat bagi lingkungan", ujar Ibu Ngesti kepada peserta sosialisasi.

Gambar 2 Acara Sosialisasi dan Launching Bank Eco Enzyme Desa Tulungrejo/dokpri
Gambar 2 Acara Sosialisasi dan Launching Bank Eco Enzyme Desa Tulungrejo/dokpri
Eco enzyme pertama dikenalkan oleh Dr. Rosukon Poompanvong yang merupakan pendiri Asosiasi Pertanian Organik Thailand. Sesuai dengan wawancara yang dilakukan dengan Gung Endah, eco enzyme masuk di Indonesia pada tahun 2011, dan mulai diperkenalkan hingga sekarang. 

"Sebenarnya eco enzyme ini merupakan salah satu inovasi untuk mengurangi sampah, mengingat limbah sampah yang dihasilkan manusia semakin meningkat setiap harinya", ujar Gung Endah. 

Eco enzyme merupakan hasil fermentasi dari limbah-limbah organik seperti sayur mayur, buah-buahan, dan bunga atau daun-daunan. Fermentasi eco enzyme merupakan hasil campuran dari molase (limbah gula), bahan organik, dan air dengan perbandingan 1:3:10, dengan waktu fermentasi selama 3 bulan. 

Fermentasi bisa dilakukan 2 kali, fermentasi pertama untuk pembuatan eco enzyme dan fermentasi kedua untuk menambah aroma selama 1 bulan. Untuk menambah aroma eco enzyme bahan organik yang dapat digunakan seperti eucalyptus, kenanga, kulit jeruk, rosemary, dan bahan lain yang dapat mengeluarkan aroma. Eco enzyme berwujud larutan dengan warna coklat gelap dan berupa endapan yang memiliki aroma khas sesuai dengan bahan campuran yang digunakan.

Adapun langkah-langkah pembuatan eco enzyme adalah sebagai berikut:

  1. Mempersiapkan bahan organik, molase, air dan wadah.
  2. Tuang semua bahan ke dalam wadah yang telah disiapkan, dengan perbandingan 1 liter molase, 3 kg bahan organik, dan 10 liter air.
  3. Setelah semua bahan tercampur tutup rapat wadah, apabila perlu menggunakan plastik lebih rapat.
  4. Simpan eco enzyme di tempat yang sejuk atau pada suhu ruangan.
  5. Periksa selalu fermentasi eco enzyme secara rutin, karena terkadang ada lapisan putih di permukaan larutan. Untuk menghilangkannya bisa menambahkan gula kemudian diaduk dan ditutup rapat kembali.
  6. Fermentasi dilakukan selama 3 bulan.
  7. Untuk menambah aroma bisa ditambahkan bahan organik lain (yang mengeluarkan aroma) dan difermentasi kembali selama 1 bulan.

Gambar 3 Pembuatan Eco Enzyme/dokpri
Gambar 3 Pembuatan Eco Enzyme/dokpri
Untuk melihat apabila fermentasi eco enzyme berhasil yakni dengan melihat apakah ada endapan jamur berwarna putih pada larutan hasil fermentasi. Sementara untuk fermentasi eco enzyme yang gagal akan mengeluarkan bau busuk seperti bau got. Eco enzyme dapat dimanfaatkan untuk:
  • Menetralisir udara atau kaitannya untuk mengatasi polusi udara karena eco enzyme dapat mengikat
  • Mengurangi limbah rumah tangga, gas metana yang disebabkan oleh sampah organik serta ramah lingkungan.
  • Larutannya dapat digunakan sebagai pestisida, pembersih rumah, antiseptik, dan perawatan tubuh, sementara endapannya bisa digunakan untuk pupuk tanaman.

Pertanyaan yang sering muncul adalah "kalau eco enzyme banyak manfaatnya, kenapa tidak diproduksi masal kemudian diperjualbelikan saja?", Gung Endah mengatakan, "Dr. Rosukon Poompanvong mengenalkan eco enzyme tanpa pamrih dan sukarela, oleh karena itu kita hendaknya bisa mengamalkan ilmu yang telah beliau berikan, selain itu eco enzyme kan tujuannya juga untuk mengurangi sampah, kalau diproduksi dan diperjualbelikan maka orang-orang akan memilih untuk membelinya bukan membuat".

Gambar 4 Peserta Launching Bank Eco Enzyme Desa Tulungrejo/dokpri
Gambar 4 Peserta Launching Bank Eco Enzyme Desa Tulungrejo/dokpri
Acara sosialisasi eco enzyme ini meliputi pengenalan eco enzyme, praktik pembuatan eco enzyme dan sesi tanya jawab, serta launching eco enzyme di Desa Tulungrejo. Para peserta diajak untuk membuat eco enzyme dan melakukan dialog interaktif dengan pemateri. Harapannya sosialisasi dan launching eco enzyme ini dapat memotivasi masyarakat untuk dapat memanfaatkan sampah organik sehingga dapat mengurangi sampah. Saat ini para anggota PKK akan mengadakan penyemprotan dengan menggunakan eco enzyme bekerja sama dengan satgas covid-19, hal ini tentunya juga sebagai salah satu pemanfaatan eco enzyme dalam rangka penanggulangan covid-19.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun