Pendidikan merupakan proses memanusiakan manusia yang bersifat tiga dimensi waktu sekaligus, yaitu  masa lalu, masa sekarang dan masa yang akan datang. Pada dimensi masa lalu, pendidikan berfungsi untuk mewariskan nilai-nilai agama, norma-norma adat dan kearifan lokal masa silam. Pada dimensi masa kini, pendidikan dituntut untuk memecahkan berbagai masalah yang ada sekarang, seperti  masalah sosial, ekonomi dan teknologi.
Pada dimensi masa depan, pendidikan berperan sebagai lembaga yang harus mempersiapkan generasi-generasi tangguh di masa akan datang. Tentu, lembaga pendidikan harus seimbang dalam tiga dimensi waktu tersebut. Lembaga pendidikan tidak bisa ekstrim di salah satu dimensi waktu.
Pendidikan kita yang terlalu ekstrim di dimensi masa lalu telah melahirkan generasi-generasi 'sopan' yang tidak produktif, suka bergosip dan ketinggalan zaman. Sudah saatnya lembaga pendidikan juga menatap dan menata masa depan agar tercipta generasi-generasi yang berdayaguna dan berdayasaing tinggi di masa yang akan datang.
Masa depan merupakan suatu masa yang yang berbeda dengan masa lalu dan masa kini. Oleh karena itu lembaga pendidikan harus mampu menyesuaikan proses pembelajaran dengan tuntutan masa depan. Walaupun masa depan belum hadir hari ini, tetapi kecenderungannya sudah bisa dilihat dari perkembangan teknologi masa sekarang. Ada 4 jenis teknologi yang diperkirakan akan mendominasi masa depan yaitu, Biomolekuler, Teknologi Nano, Neuroteknologi dan Teknologi Informasi (Zuhal, 2013).
Biomolekuler
Teknologi ini merupakan teknologi penguraian DNA (Deoxyribonucleic Acid). DNA adalah suatu asam nukleat yang menyimpan segala informasi biologis yang unik dari setiap makhluk hidup. Teknologi otak-atik gen ini akan menjadi menjadi primadona di masa depan, karena akan mampu menyelesaikan masalah di berbagai bidang, seperti pangan, kesehatan dan lingkungan.
Di bidang pangan, misalnya gen padi yang biasanya hanya berkembang di daerah tropis disisipkan ke tumbuhan daerah sub tropis akan memungkinkan padi dapat dikembangkan di daerah tersebut. Di bidang kesehatan, gen manusia dijalinkan ke dalam sel bakteri dapat berubah menjadi penghasil insulin untuk mengatasi penyakit diabetes. Pengembangan teknologi sel punca (stem cell) embrionik juga sangat menjanjikan untuk mengatasi berbagai masalah kesehatan.
Kita patut bersyukur, karena beberapa rumah sakit besar di Indonesia sudah mengembangkan teknologi ini. Sel punca embrionik mampu menghasilkan 200-an jaringan berbeda untuk memperbaiki dan menggantikan jaringan tubuh yang sudah tua, berpenyakit atau rusak. Mencangkokkan sel punca ke otak, misalnya dapat mengurangi efek penyakit Parkinson, dan Alzheimer dengan mengganti sel-sel yang telah berhenti memproduksi dopamin.
Tentu suatu hari nanti, semua organ tubuh penting manusia, seperti jantung, ginjal, hati dan usus dapat dicangkokan sel punca untuk menyembuhkan penyakit-penyakit dan mencegah kerusakan pada organ tersebut. Pembelajaran dan pemahaman tentang genom sangat penting untuk menjadi dasar pengembangan teknologi biomolekuler ini.
Teknologi Nano
Teknologi nano merupakan kemampun untuk merekayasa materi pada skala atom. Teknologi ini memungkinkan terjadinya penciptaan bahan-bahan baku baru secara revolusioner. Dengan teknologi ini, kita dapat memanipulasi dan mengoreografi bentuk baru suatu materi sesuai dengan keinginan kita, sehingga menghasilkan bahan-bahan baku baru yang canggih, efektif dan efisien.Â