Mohon tunggu...
Paulus Teguh Kurniawan
Paulus Teguh Kurniawan Mohon Tunggu... Akuntan - Akuntan

Alumni Master of Science in Finance dari University of Edinburgh, Inggris Raya. Fasih bicara bahasa Inggris dan Mandarin. Saat ini bekerja sebagai akuntan.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Jika Pemerintah Memaksa Dokter Menjadi Algojo Hukuman Kebiri, Pemerintah Melanggar HAM Berat!

11 Juni 2016   22:40 Diperbarui: 11 Juni 2016   23:02 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Membaca kisruh penolakan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) untuk menjadi pelaksana hukuman kebiri dari rancangan perppu penghapusan kekerasan seksual membuat saya sangat marah dalam hati. Saya sendiri sama sekali tidak ada kaitannya dengan dunia kedokteran, saya bukan sekutu dokter. Saya bahkan pernah ikut mengecam tindakan para dokter saat mereka melakukan mogok massal untuk memprotes hukuman terhadap dokter Ayu yang dituduh melakukan malapraktik sekitar dua tahun lalu. Saya sendiri bersikap netral terhadap wacana hukuman kebiri karena saya tidak tau apakah itu merupakan hukuman yang efektif untuk mencegah kekerasan seksual, namun saya marah melihat pemerintah—dan juga banyak masyarakat—malah mengecam dokter atas penolakan mereka untuk menjadi algojo hukuman kebiri.

Saya membaca beberapa berita di detik.com dan kompas.com mengenai ini. Kemarin dan hari ini saya membaca beberapa komentar dari pihak pemerintah yang menunjukkan tindakan melawan dan memaksa, atau mengancam dokter, kurang lebih beberapa di antaranya adalah seperti ini:

Ade Komaruddin (Ketua DPR):  itu adalah perintah Undang-undang, jadi dokter wajib menjalankan

Khofifah (Menteri  Sosial): terserah mereka, yang pasti kalau nanti sudah resmi diundang-undangkan,  mereka wajib menjalankan

Hidayat Nur Wahid (Wakil ketua MPR): memangnya dokter menoleransi dan mau membiarkan begitu saja kekerasan seksual makin banyak?

Menurut saya cara berpikir ini sudah kacau. Namun yang membuat saya makin geram adalah di kolom komentar saya mengamati kurang lebih 50% orang juga ikut-ikutan setuju pada pemerintah dan mengecam para dokter dengan kasar. Ada yang menuduh dokter mengorbankan kebenaran demi kode etik, ada yang menuduh dokter itu gak becus karena cuma bisa menjadi alat promosi perusahaan farmasi, ada yang menuduh dokter ikut mendukung para pemerkosa, dan sebagainya.

Pikirkanlah baik-baik, gunakanlah akal sehat! Memangnya boleh pemerintah seenaknya memaksa orang jadi algojo hukuman ini itu seenaknya padahal orangnya gak mau?

Para dokter adalah orang-orang yang memilih menjadi dokter untuk mengobati orang, itulah yang ada di benak mereka sejak mereka mulai menempuh pendidikan kedokteran sampai lulus. Sejak awal mereka memilih kuliah kedokteran, mereka sama sekali tidak pernah terpikir akan disuruh menjadi algojo hukuman. Mereka adalah orang yang memiliki tujuan hidup untuk menyembuhkan, bukan menghukum atau semacamnya. Apa aneh jika mereka terang saja menolak saat tiba-tiba disuruh menjadi algojo hukuman kebiri?

Hal ini ibaratnya sama saja seperti seorang atlet menembak atau atlet panahan dalam PON dan Olimpiade tiba-tiba disuruh menjadi algojo hukuman mati. Mereka sejak awal berlatih menembak dan memanah untuk memenangi kejuaraan-kejuaraan olahraga, bukan untuk menembak atau memanah orang. Bagaimana respon mereka kalau tiba-tiba disuruh pemerintah jadi algojo hukuman mati? Dipaksa demikian hanya karena mereka punya skill menembak dan memanah yang mumpuni? Sudah pasti mereka akan menolak habis-habisan.

Sama halnya dengan dokter. Apa pantas mereka disalahkan hanya karena mereka menolak menjadi algojo hukuman kebiri; hanya kerena merekalah yang mengerti mengenai cara menyuntik orang?

Pikirkanlah secara logis. Kalau memang pemerintah dan DPR ngotot bahwa pelaku kekerasan seksual harus dikebiri, kenapa tidak mereka sendiri saja yang menjadi eksekutornya? Karena mereka tidak tahu cara menyuntik orang? Lantas dokter yang menjadi tumbalnya; dipaksa jadi eksekutor gara-gara pemerintah terlalu bodoh untuk belajar cara menyuntik orang?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun