Mohon tunggu...
Paulus Hurit
Paulus Hurit Mohon Tunggu... Mahasiswa di Institut Filsafat dan Teknologi Kreatif Ledalero

suka bermalam di Matamu, suka buku fiksi dan buku self improvement

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Karang Bertunas di Bahuku

1 April 2025   14:00 Diperbarui: 5 April 2025   16:42 490
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ILUSTRASI | Vladimir Srajber/Pexels


Karang Bertunas di Bahuku

Ibu

Ketika diriku kau hadirkan ke dunia dengan tanpa persiapan, aku bagaikan hidangan tanpa garam

Ibu menyedot air dari laut yang paling dasar dan memandikan tubuh kecilku bersama ikan buntal

Lalu aku dilepaskan ke lautan yang luas membiarkan tubuhku hanyut bersama ikan itu

Ikan itu tenggelam dan berlari bebas sedangkan aku kewalahan

Aku belum mengenal rasa kecewa

Aku tak tahu amarahmu seperti apa

Aku hanya merasakan tubuh mungilku terombang-ambing tanpa arah

Asin di bibir manisku

Perih di mataku

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun