Mohon tunggu...
Paulus Tukan
Paulus Tukan Mohon Tunggu... Guru - Guru dan Pemerhati Pendidikan

Mengajar di SMA dan SMK Fransiskus 1 Jakarta Timur; Penulis buku pelajaran Bahasa Indonesia "Mahir Berbahasa Indonesia untuk SMA", Yudhistira.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Adaptasi Kharisma Fransiskan bagi Karya Pendidikan di Masa Pandemi Covid-19

5 Oktober 2020   07:30 Diperbarui: 5 Oktober 2020   07:34 428
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Webminar Pendidikan (dokumentasi yayasan Fransiskus)

Tantangan Infrastruktur

PJJ memang mensyaratkan adanya insfrastruktur dasar dan berbagai fasilitas pendukung tidak sebanding dengan kondisi ekonomi masyarakat saat ini. Kementerian Tenaga Kerja mencatat sudah lebih dari 2 juta buruh dan pekerja formal-informal yang dirumahkan atau di-PHK. Dengan kondisi seperti ini, banyak orangtua kesulitan menyediakan kesempatan pendidikan yang optimal bagi anak-anak mereka.

Tantangan Putus Sekolah

Sejak PJJ diterapkan, muncul indikasi naiknya angka putus sekolah di berbagai tempat, terutama di pedesaan. Dalam jangka panjang, anak-anak yang putus sekolah ini kemungkinan besar akan menganggur, baik secara tertutup atau terbuka. Akibatnya, peluang kejahatan dan kekerasan terbuka lebar.

Tantangan Finansial

Tantangan finansial mulai terasa pada sekolah-sekolah awasta. Majelis Nasional Pendidikan Katolik (MNPK) mendapat banyak keluhan terkait dengan orangtua yang meminta pengurangan SPP. Padahal, di lain sekolah pun membutuhkan beragam biaya operasional.

Arah Dasar Pendidikan Fransiskan

Mikhael Peruhe, OFM, mengawali pemaparan Arah Dasar Pendidikan Fransiskan dengan ajakan Paus Benediktus XVI. Paus mengajak semua pendidik Katolik di seluruh dunia agar menjadi saksi-saksi harapan di lingkup pendidikan. 

Ajakan tersebut berangkat dari keprihatinan akan dampak Covid-19. PBB mendata, Covid-19 telah berdampak pada 1,6 miliar siswa 190 negara, atau  berkisar 94-99 % populasi siswa di seluruh dunia.

Keprihatina Paus tersebut perlu segera direspon oleh Yayasan Fransiskus dalam paradigma pendidikan dan pembelajaran yang kontekstual. Karena itu, arah dasar pendidikan di sekolah-sekolah Fransiskan mesti tertuju kepada "terwujudnya sebuah model pendidikan yang menghasilkan generasi muda yang cerdas secara intelektual dan spiritual yang dilandasi oleh nilai-nilai kefransiskanan''.

(1) Pengembangan visi antropologis yang berakar pada spiritualitas Fransiskan, (2) Terbentuknya Komunitas akademik dan komunitas iman (School-community Education) [Gravissimum Educationis], (3) Peserta didik sebagai pribadi yang unik dalam relasinya yang erat dengan Tuhan, dengan sesama, dengan segenap ciptaan dan dengan diri sendiri, (4) Pendidikan Fransiskan mesti terintegrasi dalam panggilan untuk menjaga dan merawat rumah kita Bersama (Laudato Si), (5) Pendidikan berbasis Spirit Kasih Persaudaraan dan damai dengan semua orang, (6) Pendidikan berbasis "Sekolah Ramah Anak": nir-kekerasan (nonviolence), tanpa diskrimanasi dan peminggiran terhadap anak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun