Mohon tunggu...
Paulus Tukan
Paulus Tukan Mohon Tunggu... Guru - Guru dan Pemerhati Pendidikan

Mengajar di SMA dan SMK Fransiskus 1 Jakarta Timur; Penulis buku pelajaran Bahasa Indonesia "Mahir Berbahasa Indonesia untuk SMA", Yudhistira.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Guru yang Suka Cari Muka, Mau Diapakan?

25 Agustus 2020   14:17 Diperbarui: 25 Agustus 2020   14:44 458
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jangan menjilat pantat. (sumber: thedailybanter.com)

Menghadapi guru yang suka cari muka, kita hendaknya bijaksana dalam melangkah. Kita sebaiknya mengubah sudut pandang, bagimana kita bersikap. Jadi, bukannya, mau diapakan guru tersebut. Empat pemikiran berikut kiranya bisa membantu.

Buanglah harapan bahwa guru tersebut bisa berubah. 

Hilangkan jauh-jauh harapan bahwa guru yang suka cari muka bisa berubah. Biasanya orang seperti ini telah kehilangan ketajaman hati nuraninya. 

Akal sehatnya telah menjelma menjadi akal bulus sehingga ia terus berdaya upaya untuk mencari pembenaran diri dan mengeksploitasinya ke luar. 

Lebih menyebalkan lagi, ia berhasil meyakinkan atasan keberhasilannya dalam dalih profesionalitas, kerja keras, pengorbanan,  dan persaudaraan. 

Karena itu, tidak ada padanya kesadaran untuk berubah ke pola pikir dan perilaku yang sesuai dengan norma-norma, khususnya moral dan kesusilaan.

Kita yang berubah.

Kita yang menghendaki perubahan dalam komunitas kerjalah yang berubah. Mungkin saja ada yang bertanya, mengapa kita yang yang berubah, padahal guru tersebutlah biang keladi suasana kerja yang tidak kondusif?

Nah, inilah prinsip yang penting dalam menyelesaikan masalah. Bahwa seorang guru mencari muka dan semakin mencari muka dengan sesama guru atau dengan kepala sekolah tidak terlepas dari reaksi kita. Dengan kata lain, kita pun telah mempunyai andil dalam "penyuburan" sikapnya tersebut.

Entah disadari atau tidak, ketika di ruang guru, di kantin atau di selasar sekolah kita bergunjing tentang guru tersebut. Semakin sering kita bergunjing, semakin bertambahlah emosi kita. 

Semakin bertumbuhlah sikap permusuhan kita dengannya. Akibat selanjutnya, kita bermain kucing-kucingan dengan guru tersebut. Suasana kerja semakin tidak menyenangkan. Lebih memprihatinkan lagi, apabila suasana tersebut diketahui oleh anak didik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun