Mohon tunggu...
Paulus Tukan
Paulus Tukan Mohon Tunggu... Guru - Guru dan Pemerhati Pendidikan

Mengajar di SMA dan SMK Fransiskus 1 Jakarta Timur; Penulis buku pelajaran Bahasa Indonesia "Mahir Berbahasa Indonesia untuk SMA", Yudhistira.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Jika Rokok Tidak Lagi Dijual karena Covid-19, Apa Jadinya dengan Pecandu Rokok?

1 April 2020   21:37 Diperbarui: 1 April 2020   21:46 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Jika Rokok Tidak Lagi Dijual karena Covid-19, Apa Jadinya dengan Pecandu Rokok?

Merokok untuk para pecandu rokok tidak bisa dijelaskan secara logis alasannya. Bahkan ketika ditanya, apa nikmatnya merokok, perokok hanya bisa menjawab "ya, nikmat saja", atau "tidak bisa dijelaakan". Merokok sudah menjadi kebutuhan pokok para pecandunya. Bayangkan saja, ketika bangun pagi, perokok bukannya mencari makanan di dapur, melainkan memulai harinya dengan merokok ditemani secangkir atau segelas kopi. Sampai-sampai ada yang mengatakan hidup tanpa rokok dan kopi adalah mati.

Kembali ke persoalan. Entah benar atau tidak, siang hari tadi saya berbelanja ke sebuah minimarket yang tidak jauh dari rumah. Sambil antre di depan kasir, seorang bapak menunjuk ke etalase sambil mengatakan kepada kasier, "rokok X-nya 2 bungkus". Begiru terkejutnya saya ketika mbak kasir mengatakan bahwa untuk sementara rokok tidak dijual. "Loh, mengapa Mbak?" Tanya bapak itu. "Tidak tahu Pak. Pokoknya itu perintah dari pusat (maksudnya kantor pusat minimarket)", jawab kasir. 

Terlepas dari benar-tidaknya alasan tersebut, sebuah pertanyaan besar muncul di sini. Apa jadinya jika rokok sampai tidak dijual di kala merebaknya Covid-19 ini?

Memang ada juga himbauan agar masyakat tidak merokok karena berpengaruh terhadap sistem pernapasan. Merokok dapat mempengaruhi kesehatan paru-paru, mengingat virus corona memyerang sistem pernapasan. Namun, bagi perokok, bagi pecandu rokok, perihal tidak merokok merupakan malapetaka. Ia akan kehilangan daya hidup. Ia akan kehilangan semangat untuk beraktivitas. Bisa saja, menimbulkan persoalan dalam keluarga akibat menurunya vitalitas, meningkatnya emosi karena akal sehatnya telah terkikis oleh nikotin. 

Selanjutnya, Ia akan mencari-cari teman yang mungkin masih memiliki stok rokok. Lantas, apa jadinya jika kehabisan stok rokok? Persoalan baru mungkin bisa timbul dalam situasi bencana Covid-19 ini. Semakin banyak masyarakat pecandu rokok yang stres. Bukankah stres akan menurunkan imun tubuh yang memungkinkan seseorang rentan terhadap terjangkitnya virus corona?

Sebagai penutup tulisan ini, saya mengutip qoute dari seorang terkenal:

"MEROKOK ADALAH SEJUMPUT TEMBAKAU YANG DIGULUNG KERTAS, DENGAN ASAP DI SATU UJUNG, DAN ORANG BODOH DI UJUNG LAINNYA".

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun