Mohon tunggu...
Petrus Paulus Puru
Petrus Paulus Puru Mohon Tunggu... Guru - Tukan Kota Wolo

Petrus Paulus Puru Tukan, lahir di Lewotala 04 September 1980. menyelesaikan pendidikan terakhir S2 Pendidikan Matematika di UNESA surabaya tahun 2015. kini menjadi guru di SMPS St. Antonius Padua Leworahang.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Siswa Tidak Respect, Bagaimana Nasib Guru?

1 November 2019   10:37 Diperbarui: 1 November 2019   11:07 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pemahaman dulu yang mengatakan bahwa profesi guru merupakan sebuah profesi alternatif meraih kesejahteraan finansial cukup mempengaruhi cita-cita saya kala itu. Menamatkan pendidikan di sebuah lembaga pendidikan sekolah menengah waktu itu, saya ditawarkan akan beberapa pilihan untuk melanjutkan pendidikan di PT.

Tak terbersit sedikitpun dalam benak saya untuk memilih belajar menjadi seorang pendidik. lantas saya memilih prodi statistik yang waktu itu bekerja sama dengan pihak BPS untuk merekrut mahasiswa baru yang mau tekuni bidang ini.

Bersama beberapa teman kami mengikuti tes dan saya kurang beruntung dalam mengikuti jalur ini. karena keinginan dan niat menekuni bidang ini, saya berangkat ke Jogja untuk belajar tentang ilmu statistik ini. Kurang lebih empat tahun saya berhasil menyandang gelar Sarjana prodi Statistik di sebuah kampus swasta di Jogja. 

Bermodalkan ijasah ini saya berjuang mencari kerja, namun nasib berkata lain. saya sulit mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan harapan.

Tak patah semangat sayapun tetap berusaha dan terus berusaha. Maklum berlatar belakang keluarga susah menuntut saya harus berubah. Sayapun memutar haluan dan melamar menjadi guru. Sebutan waktu itu yang sekarang sudah dipanggil pendidik.

Saya percaya bahwa mungkin saya diterima menjadi guru karena ilmu statistik sama dengan matematika yang diajarkan di sekolah-sekolah. Lagi-lagi saya mengalami hambatan, alasannya karena saya tidak memiliki Akta Mengajar.

Menyadari akan hal ini saya pun meluangkan waktu untuk mendapatkan Akta Mengajar ini. Dan saya sangat berterima kasih kepada Tuhan karena setelah berhasil mendapatkan Akta Mengajar, ada kesempatan yang dibuka oleh pemerintah untuk merekrut CPNS, saya pun mengikutinya.

Ternyata Tuhan mendengarkan doa saya, saya lulus. Saya berhasil jadi guru matematika. pengalaman ini memacu saya untuk belajar sungguh menjadi seorang guru yang benar.

Tahun pertama ternyata tidaklah mudah. Tahun kedua dan seterusnya akhirnya menikmati juga karier sebagai guru ini.

Tantangan pasti ada, menghadapi ratusan peserta didik menuntut guru harus sabar dalam menghadapinya. Strategi-strategi harus disiapkan. Masalah hasil adalah proses sehingga pengembangan keprofesian berkelanjutan terus saya lakukan.

Belajar melalui media online, ataupun mengikuti berbagai diklat menjadi incaran saya demi mengatasi persoalan yang saya hadapi di sekolah. kurang lebih 10 tahun berkarier sebagai guru saya akhirnya mendapatkan kesempatan untuk melanjukan profesi ini 2 tahun lagi di Surabaya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun